Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan harga jagung saat ini anjlok lantaran sedang masa panen raya di berbagai wilayah Indonesia. Ia berujar, panen itu terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.
“Semuanya panen. Sehingga yang terjadi adalah harga turun karena oversupply,” kata Jokowi usai meninjau panen jagung di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis, 2 Mei 2024, dipantau Tempo melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Mantan Wali Kota Solo itu menuturkan sebelumnya harga jagung berada di angka Rp 7.000 per kilogram. Sementara kini, harganya turun menjadi Rp 4.200 per kilogram. Situasi itu pun memberi dampak berbeda bagi peternak dan petani.
“”Baik untuk peternak, tapi kurang baik untuk petani,” ujar Jokowi. “Menjaga keseimbangan seperti ini yang tidak mudah.”
Namun yang terpenting, kata Jokowi, petani mesti menjaga produktivitasnya agar terus naik. Ia lantas memberi contoh produksi dari benih Tangguh yang bisa menghasilkan panen jagung 7 hingga 8 ton. Begitu pula dengan bibit bisi. Meskipun, di sisi lain, ada juga yang hasil panennya masih di bawah 5 ton.
“Itu (panen di bawah 5 ton) yang dengan harga Rp 4.200 tidak nutup,” kata Jokowi. Maksudnya, jika produktivitasnya rendah, petani hanya meraup untung pas-pasan.
Pilihan Editor: Jokowi Panen Jagung di Gorontalo, Ingin Kurangi Impor
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini