Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Harga Kedelai Melesat, Produsen Tahu Tempe Minta Pemerintah Atur Pasokan

Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, mengatakan tren kenaikan harga kedelai ini akan berlanjut hingga Desember.

20 November 2023 | 07.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengerajin tengah mengolah kedelai untuk di jadikan tempe di kawasan Sunter, Jakarta, Selasa 18 Juli 2023. Melansir data Panel Harga Pangan Nasional Badan Pangan Nasional, harga biji kedelai impor masih terpantau tinggi, harga kedelai hari ini naik 0,93 persen di angka Rp13.080 per kilogram. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Harga kedelai semakin melambung sejak awal Oktober, hingga kini menembus Rp 13.000 per kilogram (kg). Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, mengatakan fluktuasi harga kedelai memang selalu terjadi menjelang akhir tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Makanya kami selalu teriak, tolong, ini kan rutin tiap tahun. Jadi sebetulnya kalau memang pemerintah mau, itu mulai bulan Agustus sudah dibikin stok di sini, di Indonesia, untuk 3 bulan atau 4 bulan,” ujar Aip ketika dihubungi Tempo, Minggu, 19 November 2023. Hal ini, kata Aip, untuk mempersiapkan kedelai jika harganya setinggi sekarang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun per hari ini, 19 November 2023, berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga rata-rata nasional kedelai mencapai Rp 13.290 per kg. Tren kenaikan harga kedelai ini, menurut Aip, akan berlanjut hingga Desember. “Tapi Desember ke depan itu mulai panen, dengan begitu kenaikannya (harga) akan tertahan,” tuturnya. 

Tingginya harga kedelai berdampak besar pada pengrajin tahu dan tempe. Sejumlah produsen menaikkan harga jualnya, memperkecil ukuran tahu dan tempe, hingga mengurangi produksi. “Kalau mereka naikkin harga tinggi (tempe dan tahu), nanti para pedagang di pasar tradisional marah, karena mereka ini sudah sangat akrab seperti keluarga,” ucap Aip. 

Dia mengatakan tingginya harga kedelai yang berkepanjangan menyebabkan para pengrajin tahu dan tempe tidak tahan, sehingga beberapa di antara mereka memilih berhenti dari pekerjaan ini.

Menurut dia, pemerintah melalui Bapanas telah memberikan bantuan subsidi Rp 1.000 per kg pada 2022 silam. “Tapi tahun ini tidak ada anggarannya,” kata Aip. Meski begitu, Aip berterima kasih kepada Bapanas karena tetap memberi subsidi biaya ongkos transportasi. 

“Usul kami ke pemerintah yang terlibat di dalam masalah kedelai ini, tolong supaya bahan pangan ini dikelola dengan baik,” kata dia. Tidak hanya kepada pengrajin tempe tahu, tapi juga kepada petani kedelai. 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus