Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Topik mengenai lem Aibon sedang hangat diperbincangkan publik. Hal tersebut muncul setelah anggaran pembelian lem untuk siswa sekolah di DKI diajukan Dinas Pendidikan. Tak tanggung-tanggung, angkanya pun mencapai Rp 82 miliar pada rencana plafon anggaran 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terlepas dari nilai anggaran yang besar itu, lem Aibon dan seluruh jenis inhalansia memiliki banyak dampak negatif bagi kesehatan tubuh. Melansir dari situs Health Line, setidaknya ada tiga efek negatif yang bisa dialami jika menghirupnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
#Gagal pernapasan akut
Salah satu masalah kesehatan yang rentan dialami akibat "ngelem" adalah gagal pernapasan akut. Hal tersebut disebabkan oleh kandungan zat kimia pada lem yang bisa merusak kerja paru-paru. Ia bekerja dengan cara mencegah jumlah oksigen yang cukup untuk menjangkau seluruh tubuh. Pada kasus yang serius, gagal pernapasan kronis juga bisa menyebabkan koma.
#Kerusakan otak
Menghirup lem yang secara khusus mengandung pelarut toluena dan naftalena dipercaya dapat merusak selubung mielin. Ini adalah selubung tipis di sekitar serat saraf di otak dan sistem saraf. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada fungsi otak hingga masalah neurologis yang mirip dengan multiple sclerosis.
#Gangguan irama jantung
Menghirup bahan kimia dalam lem yang terlalu lama dapat menyebabkan detak jantung tidak beraturan alias aritmia. Dalam beberapa kasus, irama abnormal ini dapat menyebabkan gagal jantung yang fatal. Hal tersebut dikenal juga dengan sebutan sudden sniffing death syndrome (SSDS) atau sindrom kematian mendadak akibat ngelem. Menurut ahli, ini bahkan bisa terjadi pada saat seseorang pertama kali menghirup lem.