Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan volume impor LPG akan naik pada 2021, baik bersubsidi maupun nonsubsidi. Jumlah itu naik dibandingkan tahun lalu yang sebesar 6,2 juta metrik ton.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dan kami menghitung berapa produksi dari kilang atau LPG dalam negeri yang sudah kami hitung, ada sedikit peningkatan. Sehingga rencananya di 2021 impor LPG 7,2 juta metrik ton," kata Nicke Widyawati dalam rapat dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 9 Februari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menjelaskan Pertamina masih melakukan impor LPG, karena produksi dalam negeri masih berkisar 995 ribu metrik ton dari kilang domestik dan 1 juta metrik ton dari kilang Pertamina.
Kendati begitu, kata dia, produksi LPG dalam negeri mengalami pengikatan dari kilang Pertamina maupun dari kilang domestik lainnya. Karena itu, Pertamina sedikit mengurangi alokasi awal diimpor yang sebesar 7,5 juta metrik ton.
Adapun pada 2018 Pertamina mengimpor LPG sebanyak 5,5 juta metrik ton. Sedangkan pada 2019, Pertamina mengimpor 5,8 juta metrik ton.
Dari paparannya harga impor LPG pada 2018 sebesar US$ 557 per ton, pada 2019 US$ 466 per ton, di 2020 US$ 437 per ton, dan 411 per ton pada tahun ini.