BANK Duta Ekonomi (BDE) siap bergaya di gedung megah berlantai 22. Direktur utamanya, Abdulgani, Senin lalu meminta Presiden Soeharto - selaku ketua Yayasan Supersemar dan Dharmais, yang memiliki 60% saham - untuk meresmikan gedung baru itu, Juni mendatang. Biaya pembangunan sebagian merupakan kredit murah dari Chemical Bank (AS). BDE, yang memetik laba Rp 11,5 milyar tahun lalu, harus mengangsur kredit sekitar Rp 22 milyar itu dalam tempo lima tahun sejak gedung selesai dibangun. BDE berstatus swasta, kendati didirikan perusahaan milik pemerintah, PT Berdikari, yang memiliki saham 30%. Dengan asetnya yang Rp 392 milyar, BDE menduduki peringkat ketiga dalam jenjang bank-bank swasta (Perbanas). Usahanya terutama sebagai bank umum devisa, selain penyalur KIK/KMKP, pembuka L/C untuk pengadaan barang proyek pemerintah, serta Tabanas dan Taska. Bank yang telah membagi 10% sahamnya kepada koperasi karyawan BDE itu kini juga sedang membina teknik manajemen di Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini