Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Industri Minuman Ringan Ungkap Tantangan Sulit Pasarkan Produk Minim Kalori dan Gula

Industri Minuman Ringan mengklaim pihaknya telah berupaya untuk menghasilkan produk-produk yang minim kalori dan gula ke masyarakat.

14 Maret 2024 | 21.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi minuman ringan (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) mengklaim pihaknya telah berupaya untuk menghasilkan produk-produk yang minim kalori dan gula ke masyarakat. Hal tersebut menjawab sejumlah tudingan bahwa industri turut berperan dalam mendorong makin banyaknya kasus penyakit diabetes dan obesitas belakanngan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami mencoba memproduksi produk-produk yang rendah kalori ataupun zero calorie. Kalau lihat di supermarket, sudah ada teh, minum berkarbonasi, dan lain-lain, yang seperti itu," ujar Ketua Umum Asrim, Triyono Prijosoesilo, saat konferensi pers di Hotel Mercure Jakarta, Rabu, 13 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Triyono menjelaskan selama ini ada sejumlah tantangan dalam memperkenalkan produk minim kalori dan gula kepada masyarakat. Pasalnya, tradisi masyarakat Indonesia kebanyak masih sulit lepas dari konsumsi minuman manis. Hal ini yang kemudian memicu masalah kesehatan.

"Faktanya, minuman rendah kalori itu secara permintaan masih belum besar di Indonesia. Mau enggak mau, yang dilakukan industri adalah reformulasi, gulanya dikurangi tapi tetap menjaga tingkat kemanisan," tuturnya. 

Lebih jauh, Triyono juga mengklaim bahwa penyakit diabetes dan obesitas tak hanya disebabkan oleh industri minuman ringan, terutama minuman yang menggunakan pemanis. Lain dari itu, menurut dia, dua penyakit tersebut utamanya ditentukan oleh pola hidup masyarakat. 

"Semua ahli berpendapat sama, Penyakit Tidak Menular (PTM) itu multifactor, tidak hanya satu. Bukan hanya asupan, tapi juga gaya hidup," kata Triyono.

Walau industri minuman ringan hanya berkontribusi sebagian dalam total konsumsi masyarakat, menurut dia, Asrim berkomitmen untuk menjaga mutu produk sehingga aman bagi konsumen. 

Senada dengan Triyono, Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Merrijantij Punguan Pintaria, menyebut bahwa pada dasarnya minuman ringan yang beredar di masyarakat terdiri dari produk dengan gula normal maupun tanpa gula. 

"Preferensi masyarakat Indonesia masih cenderung mengambil minuman yang berpemanis normal," ucap Merrijantij. 

Savero Aristia Wienanto

Savero Aristia Wienanto

Bergabung dengan Tempo sejak 2023, alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini menaruh minat dalam kajian hak asasi manusia, filsafat Barat, dan biologi evolusioner.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus