Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, Aviliani mengatakan investasi di masa pandemi Covid-19 ditentukan berdasarkan risiko atau karakter calon investor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tergantung dia masuk orang yang berisiko tinggi, rendah atau risiko 50:50. Kadang ada yang memberikan saran tanpa melihat risiko atau perilaku orang itu," kata Aviliani dalam diskusi MarkPlus Industry Roundtable: Banking Industry Perspective Selasa, 29 September 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika calon investor memiliki karakter yang siap risiko tinggi, berinvestasi pada saham di masa resesi saat ini cocok. Karena kata dia, harga saham perusahaan yang emitennya punya prospek bagus, saat ini lagi murah.
"Itu bisa jadi alternatif. Karena kalau kita bicara investasi jangan bicara gambling, tapi kita bicara jangka panjang," ujarnya.
Kemudian, kata dia, untuk karakter orang yang relatif ingin cari aman, baiknya berinvestasi pada Surat Berharga Negara atau SBN.
Namun, jika membutuhkan dana likuiditas, lebih baik menyimpan uang pada tabungan atau deposito, karena mudah dicairkan dan nilainya tidak berkurang.
Namun, kalau SBN, kata dia, nilainya belum tentu bisa naik, jika ingin dicarikan dengan cepat.
"Jadi kita harus liat risk profil dari setiap yang kita berikan saran. Kadang ada salah berikan saran, seperti investasi yang kita inginkan, padahal tidak cocok," kata dia.
HENDARTYO HANGGI