Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ini 7 Perbedaan Reseller dan Dropship

Reseller dan dropship ternyata tidak sama. Biar tidak salah, berikut ini perbedaan reseller dan dropship yang harus Anda ketahui.

23 Agustus 2023 | 09.30 WIB

Berikut ini perbedaan reseller dan dropship. Foto: Canva
material-symbols:fullscreenPerbesar
Berikut ini perbedaan reseller dan dropship. Foto: Canva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang yang belum mengetahui perbedaan reseller dan dropship yang berkembang beberapa tahun terakhir. Kebanyakan orang menganggap bahwa reseller dan dropship adalah sama. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam beberapa aspek.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun sama-sama berjualan barang tanpa memiliki brand atau produk sendiri, tetapi ada beberapa hal yang berbeda antara reseller dan dropship. Oleh karena itu, simak pembahasan berikut ini untuk mengetahui perbedaan antara reseller dan dropship.

7 Perbedaan Reseller dan Dropship

Meskipun terlihat mirip, tetapi antara reseller dan dropship memiliki perbedaan yang cukup menonjol. Berikut hal-hal yang membedakan reseller dan dropship.

1. Definisi

Reseller berasal dari bahasa Inggris yang jika diartikan berarti menjual ulang suatu barang. Jadi, arti dari reseller yaitu membeli suatu barang ke pihak supplier dalam jumlah tertentu. Barang yang sudah dibeli sebagai stok tersebut kemudian dijual kembali kepada konsumen. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sedangkan, dropship merupakan sistem berjualan barang, di mana pihak supplier akan mengirimkan produk ke pelanggan dengan mengatasnamakan dropshipper sebagai pengirim barang tersebut.

2. Modal

Perbedaan antara reseller dan dropship selanjutnya ada pada modal yang digunakan untuk menjalankan bisnisnya. Menjadi seorang reseller memerlukan modal untuk membeli barang dari supplier yang biasanya memberikan harga khusus.

Sementara itu, bisnis dropship tidak memerlukan modal untuk menjalankannya, sebab seorang dropshipper tidak perlu membeli barang kepada supplier. Modal yang diperlukan hanyalah kuota internet untuk melakukan promosi dan mengelola toko secara online.

3. Sistem dan Cara Kerjanya

Perbedaan reseller dan dropship selanjutnya yaitu sistem dan cara kerja diantara keduanya. Reseller bisa dibilang hampir sama dengan pedagang konvensional yang harus menyediakan stok barang terlebih dahulu sebelum menjual ke konsumen.

Sementara, dropship lebih fokus pada proses pemasaran produk melalui promosi. Jika promosi berhasil, dropshipper akan menerima pesanan untuk diteruskan kepada supplier dan dikirimkan ke alamat konsumen dengan menggunakan nama toko dropshipper tersebut.

4. Pengelolaan Pesanan

Bentuk pengelolaan pesanan produk antara reseller dan dropship juga berbeda. Setelah menerima pesanan, seorang reseller perlu untuk melakukan pengemasan dan pengiriman barang sendiri kepada konsumen.

Berbeda dengan reseller, dropship tidak perlu melakukan pengemasan atau pengiriman barang. Setelah menerima pesanan, dropshipper hanya harus meneruskan pesanan tersebut ke pihak supplier, untuk kemudian langsung dikirimkan ke konsumen.

5. Keuntungan

Dalam segi keuntungan yang didapatkan, reseller dinilai lebih menguntungkan karena reseller bisa membeli produk dalam jumlah banyak dengan harga yang lebih murah. Harga jual produk juga bebas ditentukan sesuai keinginan sehingga potensi keuntungannya lebih besar.

Sedangkan, seorang dropshipper dianggap melakukan pembelian barang setelah adanya pesanan dari konsumen. Dengan demikian, harga beli yang didapatkan dari pemasok merupakan harga beli satuan yang tentunya tidak semurah harga grosir.

6. Risiko yang Ditanggung

Setiap bisnis pasti memiliki risiko, tidak terkecuali reseller dan dropship. Bedanya, dropshipper memiliki risiko yang cenderung lebih kecil dibanding reseller. Risiko yang paling banyak dialami oleh penjual barang adalah tidak adanya pelanggan yang tertarik membeli produk.

Dengan demikian, dropshipper akan menanggung risiko kerugian atas biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran dan promosi. Reseller juga memiliki risiko yang sama, tetapi lebih besar karena harus mengeluarkan modal untuk membeli produknya.

7. Waktu Pengiriman

Perbedaan terakhir antara reseller dan dropship yaitu waktu pengiriman produknya. Ketika menerima pesanan, seorang reseller biasanya akan langsung mengelola pesanan tersebut sehingga waktu pengirimannya bisa langsung ditentukan.

Berbeda dengan reseller, seorang dropshipper tidak bisa melakukan hal tersebut. Sebab, pengiriman produk pesanan sangat bergantung pada supplier. Sehingga, dropshipper tidak bisa menentukan secara pasti kapan barang pesanan akan dikirimkan.

Nah, itulah beberapa perbedaan reseller dan dropship yang dilihat dari berbagai aspek, mulai dari definisi hingga waktu pengirimannya.

ANISA PRASETYA PUTRI KARTINI (SEO MAGANG)

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus