Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ini Daftar 10 Jenis Industri yang Bakal Serap Garam Impor

Kalangan pengusaha, menurut Ketua Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia Tony Tanduk, optimistis menghadapi tahun 2018.

21 Januari 2018 | 14.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Garam Impor Disebar ke Industri Kecil-Menengah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) Tony Tanduk menyebutkan kalangan pengusaha optimistis menghadapi tahun 2018. Khususnya industri yang memanfaatkan garam sebagai bahan baku, mereka optimistis karena sudah ada kepastian impor komoditas itu dalam waktu dekat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, pemerintah sudah memberikan kepastian pasokan garam dengan kuota impor 3,7 juta ton. Angka tersebut lebih rendah dari perhitungan asosiasi, yang menghitung kebutuhan garam nasional secara keseluruhan, termasuk sektor industri makanan dan minuman, 4,2 juta ton.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Tapi industri ini kan berkembang, seperti industri pangan yang juga berkembang, bergantung pada permintaan," ujar Tony di Jakarta, Jumat, 19 Januari 2018. "Artinya, kalau itu dipenuhi, ya, memang kebutuhan terhitung yang diperlukan sekitar 4,2 juta ton."

Jika dilihat dari total kebutuhan garam nasional untuk industri, kecuali industri makanan dan minuman, tahun ini 3,77 juta ton. Angka terbesar kebutuhan berasal dari industri petrokimia yang memerlukan 1,78 juta ton garam. Peringkat kedua adalah industri pulp dan kertas dengan kebutuhan 708,5 ribu ton garam.

Lalu di peringkat ketiga adalah industri aneka pangan yang mengolah garam dengan kebutuhan 535 ribu ton dan industri pengasinan ikan di posisi keempat yang memerlukan 460 ribu ton garam. Data AIPGI juga menyebutkan industri pakan ternak dan industri penyamakan kulit masing-masing membutuhkan 50 ribu ton garam. 

Selain itu, industri tekstil dan resin serta industri sabun dan detergen tercatat memerlukan 30 ribu ton garam. Sementara kebutuhan garam untuk industri farmasi dan kosmetik mencapai 6.846 ton per tahun. Tak hanya itu, ada industri lain-lain yang tercatat membutuhkan sekitar 50 ribu ton garam.

Tony menjelaskan, pemerintah juga mempunyai mekanisme tersendiri untuk melihat perkembangan kebutuhan garam. “Saat ini baru awal tahun, nanti juga pemerintah akan melakukan evaluasi. Selain itu, kita belum tahu produksi garam nasional berapa. Nah, itu nanti hasilnya akan dikombinasikan,” tuturnya.

Lebih jauh, Tony berharap mekanisme pengadaan garam tetap harus mengacu pada tiga faktor penting yang selama ini menjadi acuan pelaku usaha. “Pertama adalah kualitas, kedua harga, dan yang ketiga adalah kontinuitas supply,” katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus