Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Premier Bintaro Yohan Samudra mengatakan konsumsi garam yang berlebih menjadi pemicu utama timbulnya hipertensi yang berujung pada meningkatnya faktor resiko penyakit jantung. "Oleh karena itu, mengontrol asupan garam menjadi penting bagi masyarakat supaya terhindar dari faktor resiko serangan jantung maupun hipertensi," katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 20 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang tidak selalu memiliki gejala. Tak jarang pula orang tiba-tiba memiliki tensi yang tinggi ketika diukur. Hipertensi juga bisa ditandai dengan rasa tidak nyaman, sakit kepala, namun bukan berarti setiap sakit kepala penyebabnya adalah tekanan darah tinggi. "Penting bagi kita untuk bisa mencegah faktor-faktor risikonya," kata Yohan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menjelaskan ada beberapa faktor pemicu risiko hipertensi, seperti usia, genetik, dan gaya hidup tidak sehat seperti penyakit metabolik yaitu gula darah tinggi, kolesterol tinggi, asupan garam berlebih. "Dari faktor-faktor tersebut, tentu saja menerapkan gaya hidup sehat menjadi cara yang paling baik untuk terhindar dari faktor risiko hipertensi,” kata Yohan Samudra.
Dalam memperingati Hari Hipertensi sedunia yang jatuh di bulan Mei ini, Yohan mengajak seluruh masyarakat untuk lebih menerapkan gaya hidup sehat dengan berolahraga secara teratur, serta mengontrol asupan gula, garam, lemak (GGL) sebagaimana dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). "Natrium di dalam garam memang menjadi salah satu zat gizi mikro yang membantu mendukung fungsi tubuh. Namun, konsumsi garam berlebih bisa memicu penumpukan cairan yang berlebihan di dalam jaringan tubuh," katanya.
Cairan tersebut bisa tertarik masuk ke dalam pembuluh darah dan meningkatkan volume aliran darah. Kondisi ini akan memicu kenaikan tekanan darah dan menyebabkan hipertensi. Ketika seseorang mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi, dalam jangka panjang pembuluh darah akan mengeras dan menyempit. Akibatnya, aliran darah dan oksigen yang disalurkan ke organ tubuh menjadi berkurang. "Jantung akan bekerja ekstra dan meningkatkan tekanan darah yang memicu gagal jantung ataupun stroke. "Badan Kesehatan Sedunia juga menganjurkan maksimum konsumsi garam sebanyak 5 gram per-hari agar dapat membantu mengurangi risiko hipertensi. Mengurangi asupan garam bisa mengurangi tekanan darah dan meningkatkan kesehatan jantung,” katanya.
Head of Corporate Communications – PT Ajinomoto Indonesia Grant Senjaya mengatakan timnya giat mengkampanyekan konsep Bijak Garam untuk mendorong terciptanya pola hidup sehat di masyarakat. “Kampanye Bijak Garam Ajinomoto ini merupakan salah satu wujud edukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam," kata Grant.
Ada beberapa cara penerapan Bijak Garam dalam aktivitas memasak harian. Salah satu hal yang disarankan Grant adalah dengan mengurangi sebagian penggunaan garam dan menggantinya dengan menambahkan penyedap rasa. "Contoh, dalam memasak menu sup ayam, dari yang biasanya kita menuangkan 2 sendok teh (sdt) garam ke dalam 1 liter kuah, cukup diubah menjadi 1 sendok teh garam + ½ sendo teh penyedap rasa, dengan tips itu, kita sudah menerapkan konsep Bijak Garam. Hidup bisa lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam mengolah makanan, namun tetap bisa memperoleh cita rasa makanan yang tinggi,” ujar Grant.
Pilihan Editor: 10 Tips Pencegahan Penyakit Hipertensi, Tak Perlu Habiskan Kuah