Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Istilah-istilah yang Digunakan di Lalu Lintas Saat Mudik Libur Lebaran

Karena biasanya terjadi lonjakan arus di masa libur lebaran ini, Korps Lalu Lintas Polri sering menerapkan sistem rekayasa lalu lintas. Apa saja?

24 Maret 2025 | 20.45 WIB

Kendaraan melintas di jalur selatan saat arus mudik mulai terlihat di Limbangan, Garut, Jawa Barat, menuju arah Tasikmalaya, Ciamis, dan Jawa Tengah, 23 Maret 2025. 164.298 personel gabungan akan bersiaga di seluruh jalur mudik lebaran tahun ini. Tempo/Prima Mulia
Perbesar
Kendaraan melintas di jalur selatan saat arus mudik mulai terlihat di Limbangan, Garut, Jawa Barat, menuju arah Tasikmalaya, Ciamis, dan Jawa Tengah, 23 Maret 2025. 164.298 personel gabungan akan bersiaga di seluruh jalur mudik lebaran tahun ini. Tempo/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Libur Lebaran menjadi salah satu musim yang mengakibatkan lonjakan mobilitas masyarakat Indonesia. Setiap tahunnya, arus kendaraan meningkat drastis, menyebabkan potensi kemacetan panjang di berbagai ruas jalan, terutama di jalur-jalur utama seperti tol.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Biasanya, peningkatan lonjakan mobilitas arus di masa lebaran ini, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polisi sering menerapkan sistem rekayasa lalu lintas. Rekayasa ini diharapkan untuk memperlancar arus jalan saat mudik Lebaran dan tidak menyebabkan kemacetan. Biasanya Korlantas akan menggunakan beberapa istilah-istilah berikut untuk mempermudah sistem rekayasa lalu lintas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

a. One Way

One way atau sistem jalur satu arah adalah bentuk rekayasa lalu lintas yang paling umum digunakan di jalur utama, yakni tol. Sistem ini akan mengalihkan seluruh lajur jalan tol untuk bergerak ke satu arah saja untuk mendapatkan peningkatan kapasitas jalan dan kemacetan saat puncak arus mudik ataupun puncak arus balik.

Petugas mengangkat pembatas jalan (water barier) saat persiapan arus mudik di jalan tol Pejagan-Pemalang, Tegal, Jawa Tengah, 22 Maret 2025. Pejagan Pemalang Tol Road (PPTR) mulai melakukan persiapan guna menghadapi arus mudik lebaran dengan menyiapkan papan penunjuk arah dan water barier untuk buka tutup jalan tol dan pemberlakuan one way. Antara/Oky Lukmansyah

Dikutip dari Antara, pada libur Lebaran tahun 2025, Kepala Korlantas Polri Irjen Pol. Agus Suryonugroho menyebutkan bahwa Korlantas akan menerapkan one way pada h-3 masa mudik lebaran. Penerapan satu lajur arah ini akan diberlakukan secara nasional untuk mengurangi kemacetan saat mudik Lebaran. “Semua sudah kami rencanakan berdasarkan analisis dan evaluasi dari tahun lalu. Tujuannya agar arus kendaraan bisa tetap mengalir tanpa hambatan,” ujarnya dilansir dari Antara.

Penerapan sistem satu arah memungkinkan kendaraan bergerak lebih lancar karena mengurangi pertemuan arus kendaraan dari arah berlawanan. Namun, kebijakan ini memerlukan koordinasi yang baik dan sosialisasi intensif kepada masyarakat agar tidak terjadi kebingungan saat pelaksanaannya.

b. Contra Flow

Istilah berikutnya adalah contra flow, yakni sebuah rekayasa lalu lintas yang membuat sebagian lajur jalan digunakan untuk menampung arus kendaraan dari arah berlawanan. Misalnya, jika terjadi kemacetan parah di jalur menuju timur, satu atau dua lajur dari arah barat dapat dialihkan untuk menampung kendaraan yang menuju timur. 

Penampungan kendaraan seperti ini ditujukan untuk mengurai kemacetan tanpa harus menutup total arus kendaraan dari arah sebaliknya. Misalnya, pada arus mudik 2024 kemarin sistem contra flow diterapkan selama satu minggu, 5–11 April 2024. Pelaksanaan ini dilakukan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek untuk memudahkan rencana jalur mudik. 

Contra flow biasanya diterapkan sebagai langkah awal sebelum memutuskan untuk memberlakukan sistem satu arah. Jika contra flow tidak efektif mengurai kemacetan, nanti sistem satu arah akan mulai dijadikan opsi lainnya untuk mengurangi jumlah kendaraan di jalanan.

c. Ganjil-Genap

Sistem ganjil-genap adalah kebijakan pembatasan kendaraan berdasarkan angka terakhir pada plat nomor. Sebenarnya, sistem ini tidak diterapkan haya saat mudik saja, melainkan di hari-hari biasa juga sudah mulai digunakan di kota-kota besar. Penggunaan sistem ini mengharuskan kendaraan dengan angka terakhir ganjil yang diizinkan melintas di tanggal-tanggal ganjil, dan sebaliknya. Harapannya sistem ini bisa menciptakan penurunan volume kendaraan di jalan raya. 

Dalam masa mudik libur Lebaran, sistem ganjil-genap ini ditujukan untuk pembatasan jumlah kendaraan dalam jalur mudik yang membludak. Oleh karenanya, risiko kemacetan bisa ditanggulangi dengan adanya penjadwalan penggunaan mobil yang bisa digunakan di jalanan setiap harinya untuk mencegah penumpukan volume kendaraan. 

Adil Alhasan dan Andika Dwi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus