Jor-joran bikin utang

NAFSU orang Indonesia untuk berbelanja hari ini dan melunasi besok lusa alias berutang tampaknya terus meningkat. Dulu, nafsu semacam itu dimanfaatkan oleh tukang kredit yang berkeliling di kampung-kampung, tapi kini kartu kredit lebih berperan, di antaranya Visa. Perusahaan Visa International pekan lalu mengumumkan, lewat PT Intra PR, jumlah kartu Visa yang dipegang orang Indonesia tahun 1992 mencapai 326.522 buah. Jumlah itu naik 15% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pembelanjaan dengan kartu Visa bahkan naik 26%, yakni mencapai US$ 649,9 juta atau Rp 1,333 triliun. Berarti, setiap pemegang kartu Visa di Indonesia berbelanja atau menarik kredit uang tunai sebesar US$ 1.990,68 di tahun 1992 atau rata-rata US$ 169,87 tiap pemegang kartu per bulan. Angka itu tampaknya terlalu fantastis dibandingkan dengan pendapatan per kapita orang Indonesia yang masih berkisar US$ 500 per tahun. Tapi Visa memang memberi kemudahan berbelanja atau menarik uang tunai sekitar US$ 1.000 ke atas. Sedangkan untuk tagihan yang harus dibayar, orang boleh membayar 5% dari tagihan utangnya. Berapa besar kredit Visa yang macet atau senantiasa terlambat dibayar, tak diungkapkan.