Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BP Danantara, Kaharuddin Djenod Daeng, mengklaim pembentukan badan baru tersebut akan lebih besar dari Temasek Holdings dan Government of Singapore Investment Corporation (GIC). Menurutnya, Danantara merupakan bentuk penggabungan dari dua perusahaan milik pemerintah Singapura itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi begini aja gambarannya sebagai contoh, kalau di Singapura itu ada Temasek, ada GIC maka Danantara adalah menggabungkan kedua bentuk itu," ujar Kaharuddin saat ditemui di kantornya, Gondangdia Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembentukan Danantara ini menurutnya, merupakan ide Presiden Prabowo Subianto yang ingin menggabungkan beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN. "Temasek dengan GIC itu digabungkan menjadi satu bentuk besar, raksasa yang dinamakan Danantara, di mana ide ini adalah ide presiden langsung dan nama Danantara juga dari presiden langsung," ucap dia.
Sebelumnya, pada awal 2021, Pemerintah sudah membentuk Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi untuk mengelola investasi pemerintah pusat. Menurut Kaharuddin, perbedaan Danantara dengan INA terletak pada pilar investasi. INA menurutnya hanya memiliki satu pilar yakni sovereign wealth fund.
"Jadi kalau di Danantara itu akan ada tiga fungsi, satu, sovereign wealth fund seperti INA, satu pilar lagi adalah di investment, development investment, terus kemudian yang ketiga adalah di asset management. Jadi tiga pilar, sementara INA hanya satu pilar," tutur Kaharuddin.
Sebelumnya, Kepala BP Investasi Danantara, Muliaman Darmansyah Hadad, mengatakan, pembentukan Danantara dilakukan dengan merevisi Undang-Undang tentang BUMN. “Iya betul. Nanti ada persiapan UU untuk Danantara,” ucapnya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 28 Oktober 2024.
Pada kesempatan berbeda, Muliaman juga menjelaskan adanya perbedaan fungsi dan tugas antara Danantara dengan Kementerian BUMN. Dia mengatakan, badan baru tersebut bertugas untuk mengelola investasi di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Nantinya ditugaskan mengelola investasi di luar APBN. Jadi, semua aset-aset pemerintah yang dipisahkan nanti dikelola badan ini, tetapi tentu saja secara bertahap,” ujar Muliaman di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2024.
Lebih lanjut, dia menyebut Danantara seperti sovereign wealth fund INA. Namun, lanjut Mualiman, lembaga yang dipimpinnya tersebut mempunyai cakupan yang lebih luas, karena juga bertugas mengelola investasi negara di luar APBN.
Menurut dia, pembentukan Danantara merupakan wujud komitmen Prabowo dalam mengoptimalkan pengelolaan investasi negara. Dia menyebut Presiden menginginkan pengelolaan investasi yang bisa lebih terpadu dan tidak lagi berjalan sendiri-sendiri. “Ya, misalnya ada aset-aset pemerintah yang dikelola oleh kementerian, lalu digabung menjadi satu, di-leverage, dikelola. Lalu, kebijakan investasi nasional seperti apa,” kata Muliaman.
Pilihan editor: Kepala Bappenas: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 20 Tahun Stagnan