Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kartu korting

Usaha kartu korting dilaksanakan oleh anak-anak muda. pemegang kartu mendapat korting 10 % dengan membayar iuran rp 5.000. keuntungan usaha kartu ini didapat dari uang iuran anggota.

28 Februari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERPULUH pintu depan toko di Jakarta kini ditempeli sticker warna-warni. "Itu lambang berbagai perusahaan kartu korting. Setiap langganan yang memegang salah satu kartu itu akan mendapat korting harga hingga 10%", ujar seorang pemilik toko di jalan Sabang. Bisnis itu timbul, karena berbelanja dengan harga 'murah' merupakan kesenangan yang bukan rahasia lagi bagi ibu-ibu rumah tangga. "Kadang-kadang untuk mendapat potongan harga sedikit saja, ada yang mau menawar sampai berjam-jam", tutur seorang pemilik toko lainnya di Proyek Senen. "Nah, kerepotan itulah yang berusaha kami atasi", ujar Daniel dari Borobudur Jaya Discount Card. Di mana saja kartu itu bisa digunakan? Biasanya kepada setiap pemilik kartu yang cuma berlaku setahun itu diberikan sebuah buku kecil yang berisi alamat toko-toko yang mendukung usaha perusahaan kartu korting itu. Korting masing-masing toko berbeda-beda, sesuai dengan perjanjian antara perusahaan kartu korting dengan toko-toko itu. Jumlahnya tidak lebih dari 10% dari harga pembelian. Masih perlu tawar-menawar atau tidak? Itu tergantung dari pemaik toko yang jadi sponsor (patron) perusahaan kartu itu. Biasanya dalam buku kecil yang berisi nama-nama sponsor itu tercantum keterangan: discount 10% setelah tawar-menawar. Tapi umumnya di situ hanya tercantum jumlah korting tanpa embel-embel lain. Mandi Uap Lalu apa keuntungan pemilik kartu itu? "Yang terang saya bisa mendapat korting dalam berbelanja", kata seorang pemain kartu pada TEMPO. Dan hingga sekarang uang iuran tahunan sebesar Rp 5 ribu sudah kembali", katanya lagi. Hitungannya begini: kalau berbelanja hingga mencapai jumlah Rp 50 ribu setahun dan mendapat korting 10, itu sama dengan jumlah yang telah disetor kepada perusahaan kartu korting. Baru kalau sang pemaik kartu berbelanja lebih dari jumlah itu, ia benar-benar menikmati potongan harga yang sebenarnya. Menurut seorang pegawai perusahaan kartu korting, kebanyakan pemegang kartu itu adalah orang-orang bisnis yang sibuk yang akan membelanjakan uangnya untuk berbagai keperluan di atas Rp 50 ribu setahun. Makanya yang tercantum di daftar sponsor berkisar mulai dari restoran, klab malam, tempat mandi uap, apotik, tukang jahit, toko barang kelontong, toko radio, hotel, hingga ke bengkel mobil. Keuntungannya bagi sponsor: "Promosi perusahaan kami", ujar salah seorang pemilik toko. Sedang keuntungan perusahaan kartu korting itu berasal dari uang iuran anggota. Setiap peminat yang mau memiliki kartu korting itu harus mendaftarkan diri sambil membayar uang iuran yang besarnya seragam di antara perusahaan-perusahaan kartu korting itu: Rp 5 ribu setahun, yang dibayar setelah kartu diterima. Tapi ada pula perusahaan yang memungut uang pendaftaran Rp 1.500 di samping iuran tadi. Jadi kalau selama 6 bulan saja perusahaan bisa mengumpulkan 400 anggota, berarti terkumpul uang Rp 2 juta. Padahal ada perusahaan yang bisa menyiumpulkan sampai 1000 anggota dalam setahun. Jumlah pemegang kartu itu akan bertambah terus, karena ada penjaja salesmen) yang berkeling mencari langganan. Para penjaja itu mendapat uang transpor Rp 300/hari di samping komisi seribu perak untuk tiap anggota yang berhagil digaetnya. Bahkan ada perusahaan kartu korting yang menjanjikan hadiah sepeda motor kalau salesmn itu mampu memasukkan 300 angota. Walhasil, kini sudah ada selusin nama perusahaan yang mengeluarkan kartu korting. Mulai dari yang berkantor di Gang Tembok, hingga yang berkantor di jalan Patrice Lumumba. Dari yang pasang telepon sampai yang harus dihubungi sendiri di jalan Cipete ataupun di Jalan Raya Bogor. Bisnis ini kelihatannya tidak terlalu banyak risiko. Cukup menggunakan ruang tamu rumah seseorang plus modal sekitar Rp 300 ribu untuk mencetak formulir, sticker dan kartu anggota, serta memiliki relasi banyak. Kalau mau lebih keren, dengan modal Rp 1 juta usaha itu akan berjalan lebih lancar. Makanya usaha ini umumnya dilaksanakan oleh anak-anak muda. "Dari pada nganggur", tukas seorang pemilik usaha itu. Betul juga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus