Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kemenhan Sebut Pompa Air Listrik di Proyek Food Estate Merauke Bakal hemat Biaya Operasional Petani

Kemenhan menyebut penggunaan pompa air listrik di food estate Merauke bakal menghemat biaya operasional petani hingga lebih dari 25 persen.

13 Oktober 2024 | 18.28 WIB

Area sawah Merauke Food Estate yang dikelola oleh PT Parama Pangan Papua di Merauke, Papua, 7 Agustus 2024. Dok.Medco Papua Group
Perbesar
Area sawah Merauke Food Estate yang dikelola oleh PT Parama Pangan Papua di Merauke, Papua, 7 Agustus 2024. Dok.Medco Papua Group

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Satuan Tugas Pertahanan Pangan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Mayor Jenderal Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan pelaksanaan proyek food estate seluas 1 juta hektare di Merauke akan menggunakan pompa air listrik. Langkah ini diproyeksikan akan menghemat biaya operasional petani hingga lebih dari 25 persen. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Dengan suplai listrik andal dari program EA (Electrifying Agriculture) PLN, strategi ini diharapkan memberikan dampak signifikan untuk ketahanan pangan di masyarakat,” kata Ahmad dalam keterangan tertulisnya yang diterima pada Sabtu, 12 Oktober 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Tak hanya itu, program EA PLN ini disebut bisa meningkatkan produktivitas petani di Talaga Sari hingga 50 persen. Ahmad mengatakan kondisi ini sejalan dengan target pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai lumbung pangan nasional. 

“Dengan luas satu juta hektare nantinya, maka bisa dibayangkan apabila menggunakan pompa listrik akan lebih hemat biayanya dibandingkan dengan menggunakan pompa air dengan bahan bakar solar," ujar Ahmad.

Dibandingkan pompa air diesel, kata Ahmad, penggunaan pompa air listrik untuk lahan pertanian mampu menghemat biaya operasional hingga lebih dari Rp 400 ribu per hektare dengan estimasi pengisian air sebanyak 6 kali dalam 3 bulan. Selain lebih hemat, mengairi lahan menggunakan pompa air listrik juga dinilai lebih efisien waktu. 

PT PLN (Persero) bersiap mendukung proyek ketahanan dan kedaulatan pangan nasional dengan program Electrifying Agriculture (EA) untuk menyuplai listrik ke lahan percontohan di kawasan Food Estate seluas 1 juta hektar garapan Kementerian Pertanian bersama TNI di Merauke, Papua Selatan. Dengan sistem pertanian modern, PLN menyebut program ini mampu meningkatkan produksi sektor pertanian dan kesejahteraan masyarakat.

Selain mendukung kesiapan infrastruktur kelistrikan, PLN juga memberikan bantuan dua unit pompa listrik berkapasitas 10 kW dan 7,4 kW kepada para petani. Ini merupakan salah satu upaya PLN dalam mendukung kemandirian dan meningkatkan produktivitas para petani.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa program EA adalah inovasi PLN untuk mendukung modernisasi sektor agrikultur di Indonesia dengan memanfaatkan listrik dalam operasionalnya. PLN memastikan penggunaan alat pertanian modern berbasis listrik terbukti lebih murah dan efisien.

“Lewat program EA ini, sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan ke depannya yang beralih menggunakan listrik dalam kegiatannya bisa semakin efisien dan produktif. Selain itu, PLN tak hanya menghadirkan listrik tetapi juga membantu konversi alat dari mesin berbahan bakar minyak (BBM) ke listrik,” ujar Darmawan. 

Darmawan mengatakan PLN optimistis program EA ini akan membuat produktivitas para petani semakin meningkat. Menurut dia penggunaan pompa air listrik yang terbukti jauh lebih efisien dibandingkan pompa air diesel akan sangat membantu para petani ke depan.

“Kami mendorong para petani atau pelaku usaha di sektor agrikultur melakukan inovasi teknologi berbasis listrik agar lebih modern dan membuat produktivitas mereka meningkat signifikan dibanding dengan menggunakan energi fosil," kata Darmawan.

Sementara itu, Direktur Distribusi PLN, Adi Priyanto menyampaikan, untuk mendukung program tersebut, PLN juga telah membangun jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang satu kilometer sirkuit (kms) yang dipasok oleh sistem Merauke. Langkah ini dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan daya sebesar 513 kilowatt (kW) pada lahan percontohan tersebut.

Adi menjelaskan, listrik ini akan digunakan untuk mengairi sawah di lahan Kampung Telaga Sari. Ke depan, PLN akan terus berpartisipasi aktif dalam menyediakan infrastruktur ketenagalistrikan untuk mendukung keberlangsungan program ini. "Kami harap setelah listrik masuk, para petani bisa bekerja lebih cepat dan meningkatkan produktivitas serta kesejahteraannya."

 

Adil Al Hasan

Bergabung dengan Tempo sejak 2023 dan sehari-hari meliput isu ekonomi. Fellow beberapa program termasuk Jurnalisme Data AJI Indonesia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus