Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji menyarankan investor untuk menerapkan prinsip manajemen risiko secara efektif untuk merespons kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok. “Karena kita menghadapi turbulensi market yang cukup signifikan,” ucap Nafan ketika dihubungi Tempo pada Rabu, 9 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Di tengah kondisi IHSG yang tidak stabil, Nafan mengatakan pelaku investor perlu mencermati kinerja fundamental dari emiten. Menurut dia, emiten yang menerapkan good governance akan lebih sustainable dalam menghadapi berbagai tantangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Terpisah, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Budi Frensidy menyarankan investor untuk mulai membeli saham secara selektif apabila memiliki dana yang tidak terpakai. Menurut Budi, melemahnya IHSG disebabkan oleh kebijakan tarif Amerika Serikat dan libur panjang saat Lebaran.
“Jika di bursa-bursa lainnya koreksi terjadi minggu lalu, di bursa kita terkumpul koreksinya kemarin,” kata Budi melalui pesan WhatsApp pada Rabu, 9 April 2025. Dia pun mengatakan kondisi melemahnya IHSG ini hanya akan terjadi sementara selama angkanya masih di bawah 6.000.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menghentikan sementara perdagangan (trading halt) setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun bebas melebihi 8 persen. Pembekuan sistem perdagangan selama 30 menit itu dilakukan pada Selasa, 8 April 2025 pukul 09.00.00 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).
“Tindakan ini dilakukan karena terdapat penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 8 persen,” kata Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad dalam keterangan tertulis, Selasa, 8 April 2025.
Pada pembukaan perdagangan Selasa, 8 April 2025 pukul 09.00 WIB, IHSG ambruk 596,33 poin atau 9,16 persen ke level 5.914,28. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan alias Indeks LQ45 merosot 92,61 poin atau 11,25 persen ke posisi 651,9.
Belum genap sebulan, BEI sebelumnya juga telah menempuh tindakan trading halt sistem perdagangan pada Senin, 18 Maret 2025 pukul 11.19.31 waktu JATS. Penghentian perdagangan saham dipicu oleh penurunan IHSG yang mencapai lebih dari 5 persen.
Adil Al Hasan berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Gema Takbir Menolak Penggusuran di Pulau Rempang