PARA penyiar TV-RI tadinya lebih sering menyebut "belum lama
ini" atau setidaknya "baru-baru ini" ketika menyajikan berita
bergambar dari luar negeri. Unsur waktu begltu terpaksa
dipakainya supaya hidangannya tidak kelihatan terlalu basi,
terlambat. Tapi kini ada kemajuan. Sejak awal 1979, TV-RI
menggunakan video cassette sebagai pengganti film untuk berita
bergambar.
TV-RI dulu memperolehnya dari Vis-News, yang berpusat di London,
paling cepat 5 hari setelah kejadian. Biasanya film berita itu
dikirim dengan pesawat udara dari tempat kejadian ke pusatnya
--paling cepat 2 hari. Setelah diproses, film tadi diteruskan
lagi dengan pesawat udara ke agennya untuk Timur Jauh di
Hongkong, yang kemudian menyalurkan ke Jakarta. Kecepatannya
akhirnya tiba di pusat pemberitaan TV-RI, tergantung pada
berbagai frekwensi penerbangan dan -- ini juga penting -- pada
penjemputan dari Halim ke Senayan.
Dengan video kaset, kelambatan itu sudah bisa dikuranginya. Dari
tempar kejadian, misalnya, video kaset dikirim ke London melalui
satelit. Dari London ke Hongkong juga via satelit. Ini hanya
memakan waktu beberapa jam. Tapi penerbangan masih dipakai dari
Hongkong ke Jakarta, karena TV-RI belum mampu membayar biaya
satelit.
"Tapi sekarang lumayan," kata Ishai SK, kepala seksi reportase
Pemberitaan TV-RI. "Paling lambat 2 hari (sejak memakai video
kaset)." Untuk itu, TVRI pun harus menambah ongkos langganannya
pada Vis-News, dan memasang perlengkapan baru. Biaya
perlengkapan itu sekitar Rp 20 juta. Ongkos langganannya naik
dari US$ 2.300 ke US$ 4.000 per bulan.
Banjir Aceh
Sedikitnya satu video kaset, yang rata-rata berisi 14 item
berita bergambar, tiba di Halim tiap hari. Begitu tiba di
Senayan, redaktur TV-RI memilihnya. Tidak semua terpakai. Sang
redaktur harus pandai menimbang "mana yang boleh, mana pula yang
pekan"
Huru-hara gerakan Khomeini yang anti Shah Iran, misalnya, telah
disaring berul rupanya di TV-RI sebelum disiarkan. Walaupun
gambar diperolehnya adakalanya layar teve kita muncul dengan
suara dan tampang penyiar saja.
TV-RI masih menerima film, selain video kaset, dari Vis-News.
Film itu bersifat "tak basi" seperti feature. Dari
Transtell-DPA, Jerman sarat, diterimanya juga film berita yang
sering memuat kejadian di negara-negara berkembang.
Kini justru kejadian di dalam negeri sendiri jauh lebih lambat
tersiar di layar teve kita. Berita banjir di India, misalnya,
lebih cepat disiarkannya ketimbang berira banjir di Aceh. Namun
TV-RI, yang sekarang mendapat banyak anggaran, merencakan
koleksi kamera video kaset. Dengan perlengkapan kamera baru itu,
maka TV-RI sungguh memasuki era video kaset. Dan itu bisa cepat.
apalagi pengirimannya dengan satelit Palapa. Tinggal lagi
orang-orangnya . . .
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini