Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Koin emas kenangan 45

Bi menerbitkan tiga jenis uang logam dari emas. masing-masing punya nilai nominal rp 750.000,rp 250.000 dan rp 125.000. hanya bisa dibeli pada dewan pengurus harian angkatan 45 melalui lelang.

25 Agustus 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ANDA mau menyumbang sekaligus melakukan investasi? Sejak tanggal 18 Agustus lalu, Dewan Pengurus Harian Angkatan 45 menawarkan tiga koin emas murni 23 karat. Uang logam pertama terbuat dari emas 23 karat seberat 45 gram. Pecahan kedua terbuat dari emas 23 karat seberat 17 gram. Sedangkan uang emas ketiga terbuat dari emas 23 karat seberat 8 gram. Ketiga koin tersebut benar-benar merupakan mata uang rupiah yang disahkan oleh Bank Indonesia. Koin tersebut masing-masing mempunyai nilai nominal Rp 750.000, Rp 250.000, dan Rp 125.000. Dengan demikian, bila Anda mendapatkan satu set, berarti Anda memiliki uang Rp 1.125.000. Tapi nilai intrinsik yang dikandungnya ternyata jauh lebih tinggi. Jika harga emas 23 karat sekarang ini berkisar Rp 24.500, maka nilai intrinsik ketiga koin tersebut mestinya sekitar Rp 1.715.000. Apakah ketiga koin itu tergolong murah? Tunggu dulu. Ketiga uang emas tersebut hanya bisa dibeli pada Dewan Pengurus Harian Angkatan 45 di Jakarta. Tak jelas berapa mereka beli koin itu dari Bank Indonesia. Yang jelas, siapa yang ingin mendapatkannya, harus ikut lelang. "Ancar-ancar harga terendah untuk satu set (tiga koin) adalah Rp 3.700.000 sampai Rp 3.900.000," kata Marsekal Madya (Purnawirawan) Suharmoko Harbani, anggota Dewan Pengurus Harian Angkatan 45. Mengapa jauh lebih mahal? Ternyata, karena ketiga koin tersebut mengandung nilai yang tak bisa dihitung. Menurut Suharmoko, ketiga jenis uang logam tersebut menggambarkan sejarah perjuangan nasional. Koin itu diterbitkan atas prakarsa Angkatan 45, dan diterbitkan tepat setelah 45 tahun Indonesia merdeka. Peminatnya ternyata banyak. Sampai Senin pagi, kata Suharmoko, sudah ada kira-kira 300 pemesan. "Saya tidak bisa menyebut namanya. Ada pribadi, pengusaha swasta dari daerah Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi," ujar Suharmoko kepada Gindo Tampubolon dari TEMPO.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus