UNTUK pertama kalinya, setelah 23 tahun, terselenggara Pameran Seni dan Kerajinan Cina. "Biasanya, pameran seperti ini hanya memamerkan satu atau dua macam kerajinan, misalnya batu jade dan furniture saja. Sekarang, tujuh macam kerajinan tangan Cina dipamerkan secara besar-besaran," kata Chandra Motik dari PT Putra Utama Nusantara, kepada TEMPO. Tujuh macam kerajinan tangan itu adalah: Ukiran batu jade dan batu akik shui dan, benda-benda kesenian Closonne dari tembaga dan perunggu, barang porselen dalam tiga warna "Tang", barang Filgree yang berserabut emas dan perak, lukisan-lukisan tradisional Cina, sulaman Suzhou berukuran besar-besar, dan perangkat perabot Rosewood yang terbuat dari mutiara. Pameran ini diselenggarakan oleh PT Putra Utama Nusantara (berpusat di Batam), Kingsway Trading PTE, Ltd. (Singapura) dan China National Artsand Crafts Corp. dan didukung oleh Kadin Indonesia -- China Committee. Semula pihak penyelenggara tidak bermaksud menjual 3.000 buah barang yang dipamerkannya. "Ternyata, para pengunjung pada hari pertama mendesak kami untuk menjualnya. Jadi, kami tanya sama Beijing karena ke-3.000 barang ini memang langsung datang dari Beijing dan akhirnya barang-barang ini semuanya laris manis," kata Chandra Motik lagi. Hingga Sabtu siang, pengunjung Bali Room HI penuh sesak bak pasar malam hingga menyebabkan jalan di sekitar HI dan Sogo macet. Padahal, harga-harga yang dicantumkan pada barang-barang tersebut sangat mahal. Misalnya ada sebuah hiasan sulaman Suzhou yang menurut Chandra Motik dibuat selama dua tahun diberi harga US$ 12.000. Keistimewaan sulaman yang sudah terjual kepada Ibu Wijogo itu adalah karena dari depan dan belakang sulaman itu tetap bisa menjadi hiasan. Ada pula seperangkat kursi Rosewood yang terbuat dari mutiara seharga US$ 12.000, pembatas ruangan yang terbuat dari batu jade seharga US$ 3.500, dan bahkan ada hiasan yang berbentuk pohon labu dari batu giok dengan harga US$ 70.000. "Hiasan berbentuk pohon labu ini menjadi rebutan karena dianggap sebagai pohon rezeki oleh orang Cina," kata Chandra Motik diantara desakan pengunjung itu. Selain benda-beda seni berat tersebut, tentu saja ada benda-benda perhiasan yang "murah meriah", seperti gelang atau cincin giok yang harga termurahnya adalah US$ 5. "Harga termahal dari 3.000 benda kerajinan tangan ini adalah sebuah hiasan dari giok seharga US$ 184.000," kata Ny. Asnah Anwar, Presdir PT Putra Utama Nusantara, kepada TEMPO. Pameran yang dibuka oleh Dirjen Kebudayaan G.B.P.H.Puger itu -- mewakili Menteri P dan K Fuad Hassan -- juga diramaikan oleh istri-istri pejabat, seperti Ibu Ali Alatas, Ibu Wijogo, dan sejumlah bankir. Hingga Sabtu malam, 90 persen dari 3.000 benda seni yang langsung diimpor dari Beijing tersebut ludas terjual. "Tahun ini harganya masih harga promosi, artinya sama dengan harga Beijing. Tahun depan, kami akan menaikkan harganya," kata Chandra Motik lagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini