Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kontroversi Roti Aoka dan Okko: Tanggapan Produsen, BPOM, hingga Ahli Boga

Roti Aoka dan Okko terus menjadi sorotan, karena bisa awet berbulan-bulan

24 Juli 2024 | 16.04 WIB

Roti Aoka. ptindonesiabakeryfamily.com
material-symbols:fullscreenPerbesar
Roti Aoka. ptindonesiabakeryfamily.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Roti Aoka dan Okko terus menjadi sorotan. Kontroversi yang beredar, diduga roti ini mengandung pengawet kosmetik sodium dehydroacetate, karena bisa tahan lama hingga berbulan-bulan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan produsen roti tersebut sudah berkomentar menanggapi kabar yang santer beredar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Paguyuban Roti dan Mie Ayam Borneo (Parimbo) Aftahuddin meminta masyarakat tetap waspada. Aftahuddin mengatakan, masyarakat perlu lebih berhati-hati terhadap roti yang tahan lama, bahkan ketika sudah jauh melewati masa kedaluwarsa. Terlebih berdasarkan hasil uji sampel di SGS Indonesia, ada kandungan sodium dehydroacetat dalam roti Aoka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kami tidak bisa mengatur selera masyarakat. Tapi, tentu masyarakat bisa menilai bagaimana proses roti itu bisa awet," kata Aftahuddin kepada Tempo, Rabu, 24 Juli 2024.

1. Respons Anggota DPR

Kontroversi soal kandungan zat berbahaya dalam roti Aoka dan Okko juga ditanggapi oleh Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto. "Jangan dibiarkan masyarakat berlarut-larut bingung apakah roti ini aman atau tidak. Selain itu, jika tidak kunjung diumumkan, juga merugikan pelaku usaha yang bersangkutan, karena bisa jadi kehilangan kepercayaan konsumennya,” kata Edy dalam keterangan tertulis, Selasa, 23 Juli 2024 dikutip dari Antara.

Ia juga menyoroti pemberitaan yang mengangkat soal dugaan penggunaan zat pengawet kosmetik sodium dehydroacetate dalam roti Aoka itu. “Ini artinya masyarakat peduli dengan keamanan apa yang dikonsumsinya. Tinggal langkah selanjutnya adalah memberikan kejelasan apakah laporan itu benar atau tidak,” ucapnya.

2. Tidak Wajar

Ketua Ikatan Ahli Boga DKI Jakarta M. Ibnu Sina menilai klaim roti Aoka dan Okko roti yang diproses secara wajar seperti menggunakan ragi umumnya tidak bisa bertahan lama. Biasanya hanya bertahan dua pekan. "Bisa bertahan sampai enam bulan sangat tidak wajar," kata Ibnu kepada Tempo, Selasa, 23 Juli 2024.

Roti Aoka dan Okko yang bertekstur basah atau lembap dan manis makin tidak wajar jika bisa bertahan hingga berbulan-bulan. Meskipun, dikemas menggunakan udara nitrogen di dalam kemasan. "Untuk pengawet sodium dehydroacetate ini saya baru dengar. Teman-teman yang berkecimpung di industri makanan juga tidak mengenal zat pengawet ini," kata Ibnu.

3. Penjelasan BPOM

Menanggapi soal kontroversi produk roti Aoka dan Okko, BPOM kembali melakukan uji laboratorium dengan hasil yang berbeda dari yang ramai dikeluhkan. Dalam laporan Majalah Tempo berjudul Tanggapan BPOM Soal Roti Berbahan Pengawet Kosmetik, Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Emma Setyawati memastikan, tidak mendeteksi adanya pengawet berbahaya roti Okko dan Aoka.

“Tidak terdeteksi (kandungan sodium dehydroacetate). Sudah kami uji beberapa kali, konfirmasi, lakukan lagi. Hasilnya tidak terdeteksi. Kami lakukan pengujian berbasis risiko. Kalau saya sampaikan berbasis risiko, berarti sudah beberapa kali,” kata Emma kepada Tempo, Rabu, 17 Juli 2024.

Ia pun menilai bahwa pengumuman hasil uji laboratorium yang dilakukan sejumlah produsen makanan rumahan di Kalimantan telah menyalahi aturan, karena pengujian hanya bisa dilakukan oleh BPOM, tidak berdasarkan permintaan pihak tertentu.

4. Produsen Aoka dan Okko

PT Indonesia Bakery Family selaku produsen roti Aoka berkomentar. Head of Legal Indonesia Bakery Family Kemas Ahmad Yani menegaskan, roti Aoka tidak mengandung bahan sodium dehydroacetate.

“Kami ingin menegaskan bahwa roti buatan kami tidak menggunakan sodium dehydroacetate. Sebanyak 16 produk kami sudah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),” kata Kemas pada Rabu, 17 Juli 2024.  

5. Steril

Pengelola pabrik PT Abadi Rasa Food, Jimmy menyatakan, produk perusahaannya bisa bertahan lama, karena diproduksi dalam ruangan berstandar internasional dan steril.

“Ruangan produksi dibuat berstandar internasional, steril seperti ruang operasi rumah sakit. Roti bisa tahan 60-90 hari, karena proses produksi yang higienis dan kandungan bahan yang sudah ditetapkan sesuai dengan peraturan BPOM. Tempatnya harus bersih sekali, tidak boleh ada bakteri sama sekali, sesuai dengan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB). Kuncinya di pengemasan,” ucap Jimmy pada Selasa, 16 Juli 2024.

RADEN PUTRI | ANDIKA DWI | NANDITO PUTRA | MAJALAH TEMPO

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus