Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin mengatakan kendaraan sepeda motor menjadi transportasi yang mengkonsumsi bahan bakar minyak (BBM) tertinggi. Dia memperkirakan jumlah sepeda motor yang mengonsumsi bahan bakar minyak jenis bensin mencapai 69 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sepeda motor adalah pengonsumsi terbesar selain the most importers, sepeda motor juga the most consumed national fuel supply untuk bensin ya," ujar Safrudin dalam diskusi bertajuk Opsi lain dari PPN 12 persen: Cukai Karbon dari Kendaraan Bermotor melalui platform zoom pada Selasa 31, Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menghitung total konsumsi bahan bakar minyak jenis bensin dan solar untuk semua jenis kendaraan bermotor. Safrudin menyatakan sepeda motor masih menjadi kendaraan yang paling banyak mengonsumsi BBM, yakni sebesar 38 persen.
"Jadi angka yang cukup besar sekali terkait dengan kebutuhan penggunaan BBM kendaraan bermotor," kata dia.
Safrudin menyoroti adanya upaya pemerintah yang telah mengadopsi pencampuran bahan bakar minyak 30 persen biodiesel dengan 70 persen solar (B30), serta campuran 35 persen biodiesel dengan 65 persen solar (B35). Dia menilai, upaya ini masih kurang optimal karena pemerintah masih melakukan impor solar sebesar 5 juta kiloliter per tahun.
"Untuk bensin terakhir sekitar 17 juta kiloliter pemerintah masih harus impor," ucap Safrudin.
Meskipun demikian, Direktur Penghimpunan Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Normansyah Hidayat menilai, pengembangan biodiesel sebagai energi baru dan terbarukan, selain bermanfaat mengurangi emisi gas rumah kaca juga berhasil menghemat devisa impor bahan bakar. Dia menyebutkan, program mandatori B35 berhasil menghemat devisa negara hingga Rp 512,07 triliun.
“Dari program B35 yang kami laksanakan saat ini, nilai devisa yang bisa dihemat mencapai Rp 512,07 triliun,” ujar Norman dalam paparannya pada acara Diskusi Rumah Sawit Indonesia di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin, 18 November 2024.
Norman mengatakan, realisasi penyaluran biodiesel dari tahun 2015 hingga Agustus 2024 mencapai 64,39 juta kiloliter. Lebih detail, dia mengatakan untuk implementasi B35 pada tahun 2023, penyaluran biodiesel mencapai 12,26 juta kiloliter. Sedangkan, dari Januari hingga Agustus 2024, realisasinya tembus di angka 8,35 juta kiloliter.
Lebih lanjut, Norman mengatakan, implementasi B35 juga telah mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 82,16 juta ton. “Oleh karena itu, kami akan terus mendukung program mandatori biodiesel pemerintah yang akan ditingkatkan menjadi B40 tahun depan,” kata dia.
Pilihan Editor: Biodiesel B40 Dimulai. Akankah Minyak Goreng Kembali Langka?