Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum diperkenalkan di Indonesia, Yamaha e-Vino lebih dulu diluncurkan di Taiwan pada 2015 silam. Ketika itu, harga jual e-Vino di Taiwan mencapai Rp 23 jutaan (58,500 dolar Taiwan). Situs Autoevolution menyebut bahwa Yamaha memilih debut e-Vino di Taiwan karena negara tersebut dinilai memiliki potensi yang besar.
Setiap tahun, sebanyak 700 ribu unit motor terjual di Taiwan, 10 ribu unit di antaranya adalah kelas 50cc. Dari angka itu, 70 persen merupakan pasar skuter listrik dan inilah yang membuat Yamaha percaya diri memasarkan e-Vino di Thailand.
Baca: Di Jepang, Yamaha E Vino Dijual dengan Harga Rp 26 Juta
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Indonesia, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) memperkenalkan motor listrik Yamaha e-Vino, Rabu, 1 November 2017. Sayangnya, Yamaha Indonesia baru sebatas memperkenalkan saja, belum ada rencana untuk memasarkannya.
"YIMM sebagai anak perusahaan Yamaha Motor Company sedang giat melakukan studi pasar motor listrik di Indonesia," kata Minoru Morimoto, Presiden Direktur YIMM, di sela-sela perkenalan Yamaha e-Vino di Elite Club Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan.
Simak: Uji Coba e-Vino, Yamaha Juga Siapkan Motor Listrik Model Lain
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Executive Vice President and CEO YIMM Dyonisius Beti mengatakan bahwa Yamaha e-Vino belum dijual di Indonesia karena sejumlah alasan. Terutama menyangkut keselamatan. “Banjir, misalnya, ini kan bahaya. Perlu studi lebih lanjut. Kemudian keselamatan saat berkendara, dengan kondisi behavior dan traffic yang semrawut dan padat, sepeda motor listrik ini kan tanpa suara, dan itu cukup berbahaya jika masuk ke kondisi tersebut. Sebab, budaya berkendara di Indonesia itu kan berbeda dengan di Jepang,” kata Beti.
Menurut Beti, Yamaha Indonesia belum bisa memastikan harga E-Vino jika nantinya dipasarkan di Indonesia. Di Jepang, motor listrik tersebut dijual dengan harga Rp 26 juta. Namun, dia memprediksi bila diproduksi di Indonesia, harganya bisa dijual lebih murah.
"Itu kan harga di Jepang, tapi harga di Indonesia biasanya jauh lebih murah kan, kalau harus produksi di sini. Tapi komponen baterainya kan masih beda. Banyak faktor lah," kata dia di Maxx Coffee, Cideng, Jakarta Pusat, Jumat 3 November 2017.