Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kurang Promosi ?

Banjarmasin telah mempunyai sljj, namun masyarakat masih menggunakan radio, telegram, interlokal bahkan melalui biro perjalanan dalam mengirim berita. nampaknya perum telkom kurang promosi. (eb)

14 Februari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA pemilik pesawat telpon di Banjarmasin yang ingin berhubungan langsung ke Surabaya, tidak lagi repot menghubungi operator sambil memperhatikan jam-jam bisa dilakukannya kontak. Tapi cukup putar sendiri kode 086, kemudian putar lagi nomer yang anda kehendaki, maka orang yang berada di seberang laut Jawa sana akan menjawab: Halo. Dengan mereka yang di Surabaya, putarlah kode 952. Untuk Banjarmasin, tentu saja yang pertama mengecap Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) itu, adalah golongan minoritas yang memiliki telpon. Namun golongan yang tidak mampu dipersilakan bebas memandang troposcatter yang tegak berdiri dalam bilangan jantung kota itu. Memang hal ini bukan berarti kalangan mayoritas tidak bisa mengambil manfaat dari SLJJ ini. Itulah sebabnya, tanda tanya lahir dari sementara orang. Misalnya, sejauh mana SLJJ itu sudah dimanfaatkan oleh masyarakat di daerah itu sebagai sarana komunikasi tercepat? Pula, dari golongan mana konsumen nomer satu SLJJ ini? Sebab dari 2857 sambungan telpon automat yang kini tercatat, masih terbagi dalam beberapa golongan. Umpamanya ABRI, Pemda, Swasta serta instansi lainnya. Baik terhadap pertanyaan pertama maupun kedua, tidak diperoleh keterangan eksak. Seperti kata Sutandi, Kepala Wilayah IX Perum Telkom yang berkantor bagus di Banjar Baru "kita belum punya data". Jawaban yang diberikan Sutandi yang mempunyai kekuasaan di 4 Propinsi pulau Kalimantan itu, sudah barang tentu bisa dijabarkan: bahwa instansinya belum mengadakan penelitian sampai ke sana. Tentang siapa konsumennya, Sutandi hanya mengira-ngira. "Saya rasa dari golongan usahawan", ujarnya. Walau itu hanya dugaan, "boleh disepakati sebagai fakta", kata seorang bisnis di sana yang mengaku cukup lancar mengadakan hubungan melalui saluran SLJJ. Tapi sepanjang pengamatan TEMPO, sejak Banjarmasin mempunyai SLJJ, masih banyak orang yang menggunakan media lain untuk mengirim kabar. Kedatangan jemaah haji misalnya, banyak para jemaah yang mengirim berita kedatangan melalui radio, telegram interlokal dan bahkan ada yang mengirim surat melalui biro perjalanan. Padahal dari segi kecepatan maupun biaya yang Rp 1.200 per tiga menit itu (sama dengan biaya interlokal) SLJJ jauh lebih unggul. Apalagi saluran SLJJ terbuka penuh selama 24 jam. Barangkali disebabkan banyak yang belum tahu. "Kalau kita tahu Banjarmasin sudah punya SLJJ, tentu kita gunakan untuk memberitahu keluarga atas kedatangan kita", ucap Haji Busra yang baru datang lari Mekkah. Nah, tidakkah Perum Telkom kurang promosi?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus