PARA pemilik pesawat telpon di Banjarmasin yang ingin
berhubungan langsung ke Surabaya, tidak lagi repot menghubungi
operator sambil memperhatikan jam-jam bisa dilakukannya kontak.
Tapi cukup putar sendiri kode 086, kemudian putar lagi nomer
yang anda kehendaki, maka orang yang berada di seberang laut
Jawa sana akan menjawab: Halo. Dengan mereka yang di Surabaya,
putarlah kode 952.
Untuk Banjarmasin, tentu saja yang pertama mengecap Sambungan
Langsung Jarak Jauh (SLJJ) itu, adalah golongan minoritas yang
memiliki telpon. Namun golongan yang tidak mampu dipersilakan
bebas memandang troposcatter yang tegak berdiri dalam bilangan
jantung kota itu. Memang hal ini bukan berarti kalangan
mayoritas tidak bisa mengambil manfaat dari SLJJ ini. Itulah
sebabnya, tanda tanya lahir dari sementara orang. Misalnya,
sejauh mana SLJJ itu sudah dimanfaatkan oleh masyarakat di
daerah itu sebagai sarana komunikasi tercepat? Pula, dari
golongan mana konsumen nomer satu SLJJ ini? Sebab dari 2857
sambungan telpon automat yang kini tercatat, masih terbagi dalam
beberapa golongan. Umpamanya ABRI, Pemda, Swasta serta instansi
lainnya. Baik terhadap pertanyaan pertama maupun kedua, tidak
diperoleh keterangan eksak. Seperti kata Sutandi, Kepala Wilayah
IX Perum Telkom yang berkantor bagus di Banjar Baru "kita belum
punya data". Jawaban yang diberikan Sutandi yang mempunyai
kekuasaan di 4 Propinsi pulau Kalimantan itu, sudah barang tentu
bisa dijabarkan: bahwa instansinya belum mengadakan penelitian
sampai ke sana. Tentang siapa konsumennya, Sutandi hanya
mengira-ngira. "Saya rasa dari golongan usahawan", ujarnya.
Walau itu hanya dugaan, "boleh disepakati sebagai fakta", kata
seorang bisnis di sana yang mengaku cukup lancar mengadakan
hubungan melalui saluran SLJJ.
Tapi sepanjang pengamatan TEMPO, sejak Banjarmasin mempunyai
SLJJ, masih banyak orang yang menggunakan media lain untuk
mengirim kabar. Kedatangan jemaah haji misalnya, banyak para
jemaah yang mengirim berita kedatangan melalui radio, telegram
interlokal dan bahkan ada yang mengirim surat melalui biro
perjalanan. Padahal dari segi kecepatan maupun biaya yang Rp
1.200 per tiga menit itu (sama dengan biaya interlokal) SLJJ
jauh lebih unggul. Apalagi saluran SLJJ terbuka penuh selama 24
jam. Barangkali disebabkan banyak yang belum tahu. "Kalau kita
tahu Banjarmasin sudah punya SLJJ, tentu kita gunakan untuk
memberitahu keluarga atas kedatangan kita", ucap Haji Busra yang
baru datang lari Mekkah. Nah, tidakkah Perum Telkom kurang
promosi?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini