Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Menanti Orang Dari New York

Tahiya menghadap presiden soeharto. Diduga pembicaraan mengenai datangnya orang penting caltex dari Amerika untuk membicarakan masalah potongan yang diminta Indonesia. (eb)

14 Februari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JULIUS Tahiya 60 tahun, Ketua Dewan Direksi P.T. Caltex Pacific Indonesia (CPI) tidak banyak memberi komentar selesai menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha 2 Pebruari lalu. Kepada pers orang pertama CPI itu hanya berbicara tentang soal-soal umum dunia minyak yang masih dicengkeram suasana resesi. Tapi beberapa kalangan minyak di Oil Centre, jalan MH Thamrin Jakarta, menduga timbul kesulitan dari pihak maskapai minyak terbesar di Indonesia itu untuk mengurangi pendapatannya. Dalam pidato RAPBN 1976/1977 di Senayan 7 Januari lalu, Presiden Soeharto telah menegaskan perlunya penyesuaian baru dalam urusan pembagian minyak di Indonesia (TEMPO, 24 Januari). Sekalipun potongan yang diminta Pemerintah itu berlaku bagi semua maskapai minyak asing yang beroperasi di Indonesia, baik yang kontrak-karya maupun yang berdasarkan bagi hasil, adalah Caltex yang merasa paling terkena, mengingat produksi mereka yang rata-rata sekilar 850 ribu barrel sehari. Bagi Tahiya sendiri, permintaan potongan itu agaknya tak begitu menjadi soal. "Bagaimanapun kita harus bantu negara kita yang lagi sulit sekarang", kata Tahiya sesaat sebelum dimulainya sidang Dewan Stabilisasi Ekonomi hari itu. Dia sendiri belum bisa menjelaskan herapa potongan yang diminta Pemerinah dan berapa kira-kira yang bisa dibelikan Caltex. "Itu semua masih dalam pembicaraan", katanya. Tapi bebelapa pengamat beranggapan kedatangan Tahiya itu juga ingin melaporkan kepada Presiden bahwa soal potong-memotong hasil minyak itu merupakan wewenang markas besar Caltex di New York, AS. Seorang pejabat tak mengelak adanya dugaan seperti itu. Seraya mengutip ucapan Menteri Penerangan Mashuri SH bahwa kedatangan Dirut CPI itu adalah membicarakan soal PIBA (Pacific Indonesia Business Association) di mana Julius Tahiya menjadi ketuanya, sumber TEMPO itu menjelaskan bakal datangnya "seorang penting Caltex dari Amerika" ke Jakarta. Diduga pembicaraan Tahiya itu adalah untuk menentukan waktu yang tepat kapan kiranya orang penting Caltex itu sebaiknya datang ke Jakarta. Kalangan minyak di Oil Centre beranggapan kedatangan sang tamu diharapkan dalam waktu dekat, mengingat mendesaknya masalah potongan yang diminta Indonesia. Sekalipun begitu, mereka memperkirakan waktu yang tepat adalah sekitar awal Maret nanti, setelah US,linya KTT Asean di Bali. Barangkali suatu perundingan yang panjang akan berlangsung: Caltex tak begitu mudah menyerah, nampaknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus