Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lahan tanaman porang kian meluas di Kabupaten Seamarang. Petani bersama kelompok tani kian melirik potensi keuntungan dari menanam porang. Pemerintah kabupaten memberikan sejumlah pendampingan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah Kabupaten Semarang terus mendorong petani untuk menanam porang yang ternyata memiliki nilai ekonomis tinggi. Harga porang ini mencapai Rp7.500 per kilogramnya. Di lahan seluas satu hektare, petani dapat menghasilkan 70 ton umbi porang dalam sekali panen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dukungan terhadap petani ini disampaikan Bupati Semarang, Ngesti Nugraha. Ngesti mengatakan tanaman yang juga dikenal dengan sebutan iles-iles ini menjadi salah datu komoditas ekspor. Untuk itu, Ngesti mengatakan petani akan didampingi untuk menanam porang termasuk cara tanam yang baik serta pemasarannya.
Dikutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Ngesti optimistis budidaya tanaman porang akan berhasil di Kabupaten Semarang. Hal itu dikarenakan potensi pengembangan, terutama lahan di kawasan ini sangat mendukung. Menurutnya, saat ini pun petani mulai melirik tanaman yang dulu dianggap tidak berharga ini.
“Petani akan didampingi untuk menanam porang termasuk cara tanam yang baik dan pemasarannya. Hasilnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” kata NgestiNugraha saat panen perdana porang di lahan milik kelompok tani “SendangMulyo 5” Dusun Tukang, Pabelan, Jumat 18 Juni 2021, seperti dikutip Tempo dari laman Pemprov Jateng.
Ngesti optimistis budidaya tanaman Porang akan berhasil di Kabupaten Semarang. Hal itu didasarkan pada kondisi lahan sangat mendukung. Selain di Pabelan, para petani di Tuntang, Banyubiru, dan beberapa kecamatan lainnya mulai melirik menanam porang.
Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang Wigati Sunu juga menjelaskan, tanaman porang termasuk komoditas yang mudah ditanam. Selain tidak memerlukan perawatan khusus, tanaman ini juga dapat ditanam di lahan kosong yang kurang produktif. Bahkan dapat ditanam di bawah tanaman seperti mahoni dan sengon.
Dispertanikap juga mengungkapkan ada sekitar 341 kelompok tani yang menanam porang di lahan seluas 162.667 hektare yang tersebar di 14 kecamatan. Sedangkan luasan panen sampai di akhir semester I tahun ini mencapai 15.306 hektare.
Ketua kelompok tani Sendang Mulyo 5, Sudadi 45 tahun mengatakan sudah menanam porang secara mandiri sejak 2019 lalu. Sekali panen di lahan seluas satu hektare, ia bisa memperoleh pendapatan kotor hingga mencapai Rp500 juta lebih.
Sudadi bisa panen 80 ton umbi Porang. Saat ini porang dihargai Rp 7 ribu per kilogram. "Lumayan pendapatannya," katanya.
Sedangkan 30 anggota kelompok tani yang dipimpinnya, baru mulai menanam Oktober 2020 lalu. Panen perdana porang oleh bupati kali ini di lahan seluas 0,5 hektare dan menghasilkan kurang lebih 75 ton umbi porang. Menariknya lagi, seluruh hasil panen sudah pasti terserap habis di pasar.
Meski memberikan hasilnya lebih bagus, Sudadi dan kawan-kawan tidak meninggalkan padi sama sekali. Porang menjadi pilihan bagi mereka untuk menambah pendapatan di masa pandemi seperti saat ini.
WINDA OKTAVIA