Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Banda Aceh – Para eksportir Kopi Gayo mulai menargetkan pasar di Asia, setelah sukses di pasar Amerika dan Eropa. Hal itu diungkapkan seorang eksportir Kopi Gayo, Ara Siberani yang saat ini sedang mengikuti Cafe Show di Ho Chi Minh City, Vietnam, Sabtu 6 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurutnya, Kopi Arabika Gayo sudah memiliki brand di pasar kopi Amerika Serikat sebagai importir terbesar selama ini. Kopi gayo yang diproduksi di Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Gayo Lues juga mulai menembus pasar Eropa dalam beberapa tahun terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sementara pasar di Asia yang lebih dekat belum tergarap maksimal. “Padahal punya potensi yang besar, karena memiliki penduduk padat seperti China,” kata Ara dalam pernyataan tertulis, Ahad 6 Mei 2018.
Dia mengatakan selama ini ada pesanan dari beberapa negara Asia dalam jumlah Mikro Lot, pasar masih terbuka besar di Asia. Yang diperlukan adalah upaya terus menerus dan berkesinambungan untuk memperkenalkan Kopi Gayo kepada masyarakat Asia. "Salah satu cara promosi efektif adalah hadir dalam setiap ekspo atau pameran kopi seperti di Vietnam ini," ujar Ara.
Sementara eksportir lainnya, Iwannitosa Putra mengatakan peluang besar Kopi Gayo untuk masuk Ke China dan beberapa negara Asia Tenggara. Jepang dan Korea sudah lama meminta pesanan Kopi Gayo tapi jumlahnya minim. Sementara untuk China ada peluang besar, “karena budaya minum teh sudah mulai bergeser ke gaya hidup minum kopi, terutama penduduk usia muda," kata Iwan.
International Cafe Show yang berlangsung di Ho Chi Minh City, Vietnam diikuti oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dan beberapa eksportir kopi gayo. Ada dua perusahaan yang turut serta, yaitu koperasi Arinagata dan PT Meukat Komoditi Gayo.
Kabag Humas Aceh Tengah, Mustafa Kamal mengatakan delegasi Aceh Tengah juga mengunjungi wilayah perkebunan kopi arabika di Vietnam untuk mengetahui proses budidaya dan pascapanen. Vietnam adalah produsen kopi terbesar kedua di dunia, dan mampu mengolah satu hektar lahan hingga mencapai 1,5 ton per hektar. “Ini perlu dipelajari, agar produksi kopi di Aceh Tengah bisa meningkat," jelas Mustafa.