PEMBANGUNAN proyek Ir jalan tol Ciujung-Tangerang ternyata tak luput dari beban bunga yang harus dltanggung perusahaan yang menggarapnya: PT Marga Mandalasakti (MM). Konon, biaya pembangunan jalan sepanjang 35 kilometer itu, yang semula Rp 154 milyar, kini membengkak jadi Rp 174 miIyar. Lho? Ternyata, ada komponen bunga pinjaman pada bank, Rp 20 milyar, yang belum diperhitungkan. Untuk jalan tol itu, PT MM, yang merupakan konsorsium dari PT Hanurata, Humpuss, Jasa Marga, dan PT Krakatau Steel, menyediakan Rp 44 miIyar. Sebanyak Rp 16 milyar diharapkan dari beberapa yayasan dana pensiun. Rp 114 milyar lagi berupa pinjaman dari sejumlah bank yang pengaturannya ada pada Bapindo. Nama-nama bank itu tak jelas terungkap, tapi kemungkinan besar bank pemerintah juga. Kini, apakah tol Ciujung-Tangerang itu akan jalan terus dengan biaya membengkak, atau perlu alternatif lain? Sebuah pertanyaan yang gampang-gampang sukar. Tapi buat pemerintah tampaknya gampang. Menteri Perhubungan Azwar Anas, dalam raker dengan Komisi V DPR-RI, pekan silam menegaskan, proyek pemerintah yang ditenderkan tidaklah harus digarap dengan biaya terendah. Departemen Perhubungan, misalnya, akan memilih penawar yang paling menguntungkan negara. Tergantung bagaimana pemenuhan syarat-syarat administrasi, teknis, dan kewajaran harga. Ini berarti, penawar terendah belum tentu pemenang tender. Mungkin PU juga akan mengikuti formula serupa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini