Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung -Presiden Direktur Lion Air Grup Edward Sirait mengatakan, maskapainya sengaja membuka penerbangan langsung untuk keperluan umrah di 9 kota di Indonesia untuk membuka pasar reguler. “Supaya penumpangnya tersebar, jadi orang mau ke Timur Tengah ktia usahakan bisa dari terbang (misalnya) dari Padang langsung. Dan kita beraharap itu akan membentuk pasar reguler,” kata dia di sela penandatangan Naskah Kesepahaman atau MoU dengan PT Bandara Internassional Jawa Barat di Bandung, Kamis, 26 Oktober 2017.
Edward mengatakan, hari ini misalnya penerbangan langsung umrah mulai beroperasi di Pakanbaru. Penerbangan ke Jeddah dan Madinah, Arab Saudi, akan langsung dilakukan dari Medan, Palembang, Pekanbaru, Padang, Tanjung Karang, Banda Aceh, Bandung, Solo, dan Balikpapan. “Hari ini mulai di Pakabaru langsung Madinah. Minggu depan dari Bandung, menyusul Palembang, Banda Aceh, Medan, Padang, Batam, dan kita akan lakukan di Banjar Masin,” kata dia.
Menurut Edward, maskapainya sengaja mengoperasikan layanan penerbangan umrah untuk menyiasati kapasitas Bandara Soekarno-Hatta yang tidak sulit ditambah kembali. Strategi itu sekaligus untuk memanfaatkan sejumlah pesawat baru yang rencananya akan tiba tahun ini. “Kami sekarang (untuk umrah) Boeing 737 MAX-8 itu setiap hari terbang sati kali, tapi tentunya harus di back-up untuk itu. Kita siapkan ada di Jakarta 1 dan tahun depan akan datang 8 lagi,” kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Edward mengatakan, tidak semua pesawat baru berbadan besar dengan kapasitas 180 penumpang itu akan dipergunakan untuk melayani penerbangan umrah. “Umrah itu haya separuh produksinya dia. Siangnya terbang domestik, baru malamnya terbang untuk umrah balik lagi, terus begitu. Tapi utilitasinya semakin tinggi dan cost per unitnya semakin rendah,” kata dia.
Soal potensi pasar yang dibidiknya untuk penebangan umrah itu, Edwar mengaku, tidak besar hanya 10 persen. Sedangkan sisanya diisi dengan penerbangan lain. Maskapainya tidak menutup kemungkinan membuka kembali penerbangan langsung umrah di kota-kota lainnya. “Tergantung animonya, kalau armadanya ada dan permintaannya ada,” kata dia.
Edward mengatakan, salah satu kesepahaman yang diteken dengan PT BIJB yang mengelola bandara Kertajati di Majalengka juga soal penerbangan umrah tersebut. “Kita belum tahu persis umrah dari Jawa Barat karena tersebar pemberangkatannya, ada yang lewat Soekarno-Hatta, tetapi data kita menunjukkan market di Jawa Barat itu kurang lebih 30 ribu per orang per tahun. Apakah itu semua akan terserap di BIJB kita belum tahu, orang kan punya selera. Kalau ditanya berapa persen yang mau kita raih, tentu kalau bisa 100 persen tapi tidak begitu. Kami akan melayani selama marketnya ada dan pesawatnya ada, kita akan terbang,” kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Maskapai Lion Air juga tertarik membuka layanan penerbangan internasional lainnya dari Bandara Kertajati. “Jumlah penduduk dan wilayah cakupannya, kala melihat keduanya, marketnya sangat terbuka. Itu alasan kita juga membuka penerbangan umrah dari Bandung, kalau tidak salah minggu depan,” kata Edward.
Edward mengatakan, maskapainya menunggu hasil sertifikasi dari bandara Kertajati di Majalengka. “Hanya masalah sertifikasi itu yang ditunggu dari teman-teman BIJB. Tapi kita yakin dengan apa yang akan dibangun secara fisik, pesawat kita bisa masuk,” kata dia.
Saat ini Lion Air sudah memesan seluruhnya 792 pesawat. Dia merinci 458 pesawat dari Boeing termasuk diantarany seri terbaru Boeing 737 MAX-10 yang mulai akan diterima tahun 2019. Lion Grup akan menjadi pengguna pertama pesawat terbaru Boeing itu di Asia. Hingga saat ini Lion Grup baru menerima 204 pesawat dari Boeing. Selanjutnya dari Airbus, Lion Grup memesan 240 unit, termasuk seri terbaru A320. “Jadi BIJB gak usah takut gak ada pesawat, yang kami takutkan, gak ada penumpangnya,” kata dia.
Direktur Utama PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Virda Dimas Ekaputra mengatakan, targetnya membidik maskapai yang sudah melayani penerbangan umrah. “Target kita prioritaskan yang memiliki layanan umrah,” kata dia di Bandugn, Kamis, 26 Oktober 2017.
Virda mengatakan, PT BIJB sudah meneken naskah kesepahaman bersama ini dengan sejumlah maskapai besar yang telah melayani penerbangan rute internasional, sebelumnya Garuda Grup. “Tinggal Air Asia yang belum,” kata dia. “Kemarin ktia agak susah bekerjasama. Tapi setelah three letter code keluar untuk bandara Kertajati yakni KJT, kerjasama bisa lebih cepat lagi.”
Menurut Virda, kerjasama dengan sejumlah maskapai penerbangan internasional juga sudah mulai dirintis. “Prioritasnya utama yang memiliki penerbangan umrah selain rute internasionalnya,” kata dia.
Hari ini Lion Air yang diwakili Presiden Direkturnya Edward Sirait menandatangani naskah kesepahaman atau MoU dengan PT BIJB yang diwakili Direktur Utamanya Virda Dimas Ekaputra untuk membuka layanan penerbangan di bandara Kertajati. “Saat ini baru flight (layanan penerbangan),” kata Virda.