TAK lama lagi, kapal bikinan Kampung Pagaruyung 250 km dari Banjarmasin akan menjadi kapal pesiar di Inggris. Galangan kapal Sahabat di Pagaruyung kini sedang mengerjakan 10 kapal tradisional, terbuat dari kayu ulin (kayu besi). Kesepuluh kapal itu merupakan pesanan East Indian Company (EIC), yang berkantor pusat di London, Inggris. Pesanan itu bermula tahun lalu, ketika seorang perwakilan EIC datang ke Pagaruyung dan minta dibuatkan prototipe kapal Eropa abad XV. Ternyata, model yang berbobot 7 ton dengan panjang 5,5 meter dan lebar 2,20 meter itu cukup memuaskan IEC. Bahkan segera diberi nama: Liverpool. Dengan harga Rp 4 juta, keuntungan yang diperoleh galangan kapal Sahabat memang hanya beberapa ratus ribu rupiah. "Tapi itu tak jadi soal, yang penting kan pesanan berikut," kata bos galangan kapal Sahabat, Syamsudin. Sukses Liverpool segera diikuti order sepuluh kapal yang masing-masing berbobot 700 ton, dengan panjang 56 meter dan lebar 15 meter. Tiap-tiap kapal dilengkapi tiang layar dan mesin kecil berkekuatan 14 PK. Nilai 10 kapal itu Rp 20 milyar. Buat galangan Sahabat, yang sudah memproduksi ratusan kapal, baru pertama kali ini mereka memproduksi kapal berbobot di atas 200 ton. "Ini pengalaman baru, tapi saya yakin kami bisa menyelesaikannya dengan baik," kata Syamsudin. Untuk itu, galangan Sahabat mendapat bimbingan teknis dan manajemen dari bapak angkatnya, PT Koja Bahari, Jakarta. Dengan mengerahkan 200 pekerja, Syamsuddin yakin akan mampu menyelesaikan sepuluh kapal pesanan EIC itu sebelum Januari 1993.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini