Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi LRT Jabodetabek dari PT KAI (Persero) Mochamad Purnomosidi buka suara soal jembatan lengkung bentang panjang atau longspan di lintasan LRT Jabodebek yang berada di persimpangan Jalan HR Rasuna Said dan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Lintasan itu ramai diperbincangkan karena disebut salah desain oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketika dimintai tanggapan soal kritik terhadap longspan LRT Jabodebek, Purnomosidi hanya merespons singkat saja. “Saat ini sudah keluar sertifikat dari Komite Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ),” ujar dia melalui pesan pendek pada Sabtu, 5 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
KKJTJ merupakan instansi yang bertugas membantu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam penanganan keamanan dan keandalan jembatan dan terowongan jalan.
Di dalam komite tersebut terdapat para ahli jembatan baik dari unsur akademisi, praktisi, profesional, maupun birokrat yang bertugas melakukan evaluasi. Tujuannya untuk keamanan jembatan dan terowongan jalan dari segi desain dan pelaksanaan konstruksi agar memenuhi standar yang berlaku.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. menyatakan bahwa kesalahan desain pada longspan LRT Jabodebek mengakibatkan adanya tikungan tajam yang berdampak pada melambatnya kecepatan kereta. Menurutnya, jika tikungan jembatan itu digarap melebar, maka kereta LRT Jabodebek bisa tetap melaju dengan kencang.
Menteri Erick Thohir menanggapi terkait longspan LRT Jabodebek yang disebut salah desain. "Lekukan itu kan memang tidak mudah," kata Erick pada awak media di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat pada Jumat, 4 Agustus 2023.
Erick juga meluruskan pernyataan wakilnya. Menurut dia, maksud dari wakilnya adalah lekukan pada lintasan LRT Jabodebek itu tidak mudah. "Perlu ada perbaikan dan itu sudah dilakukan sebenarnya. Jadi, bukannya sekarang belum baik," ujar Erick.
Dia menjelaskan, perbaikan itu telah dilakukan sebelum uji coba lekukan tersebut. Menurut Erick, longspan tersebut susah dan tanpa sambungan. "Buktinya begini, kalau takut, Pak Presiden (Joko Widodo alias Jokowi) saja sudah naik tiga kali," tutur Erick.
Artinya, lanjut dia, Pak Presiden ingin memastikan keselamatan para penumpang. Dia juga ingin masyarakat merasa aman dengan LRT Jabodebek. Lebih jauh, dia menceritakan pengalamannya menaiki LRT Jabodebek. Erick menilai, perjalanan dengan moda transportasi tersebut bagus karena halus dan suaranya tidak bising.
"Tapi perlu perbaikan, antara pintu kereta dengan pintu akses belum nyambung karena ini perlu sinkronisasi sistem," ujar dia.
MOH KHORY ALFARIZI | AMELIA RAHIMA SARI