Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Luhut Sebut Hong Kong Mau Pindahkan Duit Triliunan ke Indonesia

Luhut mengatakan sejumlah perusahaan di Hong Kong berencana memindahkan uang atau kekayaan mereka dari bank lokal setempat ke bank di Indonesia

16 Oktober 2019 | 20.30 WIB

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kiri), dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (tengah) saat meninjau prosesi pengangkatan gerbong kereta Light Rail Transit (LRT) pertama di Stasiun LRT Harjamukti, Cibubur, Jakarta, Ahad, 13 Oktober 2019.  LRT Jabodebek koridor Cibubur-Dukuh Atas ini akan mampu mengangkut 250 orang per gerbong atau 1.500 sekali jalan.  TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kiri), dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (tengah) saat meninjau prosesi pengangkatan gerbong kereta Light Rail Transit (LRT) pertama di Stasiun LRT Harjamukti, Cibubur, Jakarta, Ahad, 13 Oktober 2019. LRT Jabodebek koridor Cibubur-Dukuh Atas ini akan mampu mengangkut 250 orang per gerbong atau 1.500 sekali jalan. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan sejumlah perusahaan di Hong Kong berencana memindahkan uang atau kekayaan mereka dari bank lokal setempat ke bank di Indonesia. Keinginan ini muncul karena situasi politik di Hong Kong yang terus bergejolak karena gelombang protes dari masyarakat setempat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Mereka tanya, bisa gak kami bawa duit kami ke Indonesia, ketimbang Singapura, karena mereka (Singapura) kompetitor kami?” kata Luhut menyampaikan pertanyaan dari perusahaan Hong Kong tersebut, saat ditemui di Gedung BPPT, Jakarta Pusat, Rabu, 16 Oktober 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rencana pemindahan dana tersebut disampaikan saat Luhut mendampingi Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Singapura dalam agenda tahunan Leader’s Retreat. Selain itu, perusahaan-perusahaan ini juga mempertanyakan apakah ada jaminan keamanan terhadap uang mereka di Indonesia serta insentif pajak yang mungkin bisa diberikan pemerintah. “Saya jawab ada,” kata Luhut. 

Ia pun mengaku langsung menelepon Gubernur Bank Indonesia untuk menanyakan rencana dari perusahaan Hong Kong ini. “Saya telepon Pak Perry, bisa ga withholding tax dimainkan? tapi kami ga mau money laundering,” kata Luhut. Minggu depan, Luhut juga mengaku akan bertemu langsung dengan Perry membahas rencana dari perusahaan Hong Kong ini.

Selain menghubungi Perry, Luhut juga melaporkannya ke Jokowi. Menurut Luhut, atasannya itu lalu bertanya apakah rencana ini menguntungkan Indonesia. “Saya bilang menguntungkan lah pak, kalau tidak ngapain kita bawa,” kata Luhut.

Namun, Luhut enggan merinci perusahaan apa saja yang ingin memindahkan uang mereka tersebut, Ia hanya menyampaikan bahwa perusahaan-perusahaan ini memiliki uang senilai US$ 680 miliar atau setara Rp 9.520 triliun di bank di Hong Kong. Uang inilah yang akan dipindah ke beberapa negara lain, termasuk salah satunya Indonesia.

 

 

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus