Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Luhut: Target Lifting Minyak 1 Juta Barel Bakal Terlambat

Luhut menyatakan target lifting minyak 1 juta barel sedikit terlambat.

17 Maret 2020 | 05.05 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, saat mengunjungi Kantor Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin, 6 Januari 2020. Tempo/Egi Adyatama
Perbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, saat mengunjungi Kantor Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin, 6 Januari 2020. Tempo/Egi Adyatama

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Tempo.Co, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan target pemerintah mencapai produksi minyak siap jual atau lifting minyak 1 juta barel per hari akan terlambat. Keterlambatan itu terjadi karena pengaruh situasi global.

"Target minyak 1 juta barel kita masih kerja, tapi sedikit terlambat," ujar Luhut dalam siaran langsung, Senin, 16 Maret 2020.

Luhut sebelumnya meminta target lifting minyak dipercepat 5 tahun, yakni dari yang semula diperkirakan tercapai pada 2030 digenjot menjadi 2025. Sebagai langkah untuk mencapai akselerasi target lifting, Luhut menyatakan telah meminta SKK Migas untuk meningkatkan produksi di 23 sumur eksisting.

Luhut memerintahkan SKK Migas menggunakan enhanced oil recovery atau EOR di sumur-sumur eksisting. Luhut juga meminta SKK Migas mengeksplorasi sumur-sumur baru untuk meningkatkan cadangan minyak. Potensi sumur-sumur baru itu diperkirakan mencapai 1,7 miliar per barel. 

Beberapa waktu lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengumumkan bahwa target yang disampaikan Luhut telah kembali direvisi. Menurut dia, pemerintah batal mempercepat target lifting karena terkendala infrastruktur dan eksplorasi yang membutuhkan waktu lama.

Dengan begitu, target lifting dikembalikan ke 2030. "Eksplorasi saja butuh waktu panjang untuk menentukan sumber potensial,” ujar Arifin Tasrif pada awal Maret lalu.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | DEWI NURITA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus