Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo.Co, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan target pemerintah mencapai produksi minyak siap jual atau lifting minyak 1 juta barel per hari akan terlambat. Keterlambatan itu terjadi karena pengaruh situasi global.
"Target minyak 1 juta barel kita masih kerja, tapi sedikit terlambat," ujar Luhut dalam siaran langsung, Senin, 16 Maret 2020.
Luhut sebelumnya meminta target lifting minyak dipercepat 5 tahun, yakni dari yang semula diperkirakan tercapai pada 2030 digenjot menjadi 2025. Sebagai langkah untuk mencapai akselerasi target lifting, Luhut menyatakan telah meminta SKK Migas untuk meningkatkan produksi di 23 sumur eksisting.
Luhut memerintahkan SKK Migas menggunakan enhanced oil recovery atau EOR di sumur-sumur eksisting. Luhut juga meminta SKK Migas mengeksplorasi sumur-sumur baru untuk meningkatkan cadangan minyak. Potensi sumur-sumur baru itu diperkirakan mencapai 1,7 miliar per barel.
Beberapa waktu lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengumumkan bahwa target yang disampaikan Luhut telah kembali direvisi. Menurut dia, pemerintah batal mempercepat target lifting karena terkendala infrastruktur dan eksplorasi yang membutuhkan waktu lama.
Dengan begitu, target lifting dikembalikan ke 2030. "Eksplorasi saja butuh waktu panjang untuk menentukan sumber potensial,” ujar Arifin Tasrif pada awal Maret lalu.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | DEWI NURITA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini