Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Macet Pelabuhan Tanjung Priok, FBTPI: Pecat Dirut Pelindo

Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI) mendesak Dirut Pelindo dipecat. Buntut kasus kemacetan Pelabuhan Tanjung Priok.

20 April 2025 | 18.07 WIB

Pelabuhan Tanjung Priok Macet, Pelindo Minta Maaf
Perbesar
Pelabuhan Tanjung Priok Macet, Pelindo Minta Maaf

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sopir truk kontainer yang tergabung dalam Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI) menuntut agar Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia Persero (Pelindo) dipecat. Desakan ini merupakan respons atas terjadinya kemacetan panjang yang terjadi selama beberapa hari di Tanjung Priok imbas kegiatan bongkar muat yang meningkat di pelabuhan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Untuk menyuarakan aspirasi mereka, para sopir melakukan aksi long march dari Sekretariat FBTPI menuju Gelanggang Remaja Jakarta Utara. “Kami mendesak pemecatan Direktur Utama Pelindo, Direktur Utama New Priok Container Terminal One (NPCTI), dan Direktur Utama Multi Terminal Indonesia (MTI). Karena ketiga perusahaan itu yang kemudian menjadi salah satu penyebab kemacetan yang ada di Tanjung Priok,” ucap Sekretaris Jenderal Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI) Muhammad Arira Fitra ketika ditemui di Gelanggang Remaja Jakarta Utara, Ahad, 20 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Arira, Pelindo—beserta NCPT1 dan MTI—tak pernah bersungguh-sungguh dalam mengatasi masalah kemacetan di Tanjung Priok. Dia menyebut aktivitas bongkar muat kerap terkendala karena kurangnya alat dan sistem yang error. Arira juga mengatakan, Gate MTI yang menjadi common gate untuk dibongkar karena tidak efektif. Jika Gate MTI dibongkar, kata dia, kantong-kantong parkir kendaraan akan lebih luas.

Arira menyebut sopir truk yang terjebak dalam kemacetan selama berhari-hari sejak Kamis, 17 April 2025, mengalami kerugian Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu per orang. “Karena kemacetan mereka harus membeli makanan tambahan,  minuman tambahan, mereka harus membeli solar,” kata dia. Arira juga mengatakan Pelindo juga tidak memberikan kompensasi atas kerugian tersebut.

Sementara itu, Ketua Keluarga Besar Sopir Indonesia (KBSI) Nuratmo menilai penyebab kemacetan itu adalah adanya tiga kapal yang bersandar di dermaga NCPT1, sehingga kegiatan bongkar muat pada hari itu meningkat drastis. “Langsung tiga kapal. Ini, kan, keserakahan mereka, yang akhirnya berdampak kepada kami sebagai sopir,” kata dia.

Sebelumnya, video yang merekam kemacetan panjang di area Pelabuhan Tanjung Priok beredar di media sosial. Akun Instagram resmi @pelindo_tanjungpriok juga turut membagikan situasi kemacetan yang terjadi. Tampak antrean kendaraan yang mengular, hingga petugas yang membagikan makanan serta minuman kepada para sopir.

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo meminta maaf atas kemacetan tersebut. Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok Adi Sugiri mengatakan kemacetan disebabkan oleh peningkatan arus barang petikemas. "Permohonan maaf kepada seluruh masyarakat, mitra dan stakeholder yang terimbas akibat kemacetan yang terjadi. Kemacetan panjang hari ini akibat meningkatnya aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok," kata Adi dalam keterangan tertulis pada Kamis, 17 April 2025.

Adi mengungkapkan, salah satu titik kemacetan yaitu di Terminal NPCT 1. Data milik Pelindo menunjukan peningkatan hampir 100 persen jumlah truk yang masuk ke dalam terminal. Jika biasanya jumlah truk yang masuk tak sampai 2.500 unit, pada hari Kamis ada lebih dari 4 ribu unit.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus