Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Manajemen ANTV Akui PHK 57 Karyawan: Strategi Efisiensi dan Penyesuaian Model Bisnis

Manajemen PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV) mengakui telah mengambil langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan Divisi Produksi.

24 Desember 2024 | 18.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
TEMPO/Ramdani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV) mengakui telah mengambil langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan Divisi Produksi. Stasiun televisi swasta milik keluarga Aburizal Bakrie itu mengklaim PHK terhadap 57 karyawan ini diputuskan dengan penuh pertimbangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Keputusan ini diambil dengan sangat hati-hati dan penuh pertimbangan. Langkah ini adalah salah satu bagian dari strategi efisiensi dan penyesuaian model bisnis agar tetap relevan dan kompetitif di industri,” kata Direktur PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), induk usaha dari ANTV, Arhya Winastu Satyagraha, dalam keterbukaan informasi di situs Bursa Efek Indonesia pada Selasa, 24 Desember 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arhya mengatakan penyebab PHK massal ini karena beberapa tahun belakang ini model bisnis untuk program antv didominasi dengan program yang diakuisisi atau diperoleh dari pihak ketiga atau rumah produksi. Karena itu, program yang melibatkan tim produksi televisi free to air (TV FTA) turut berkurang. 

“Perubahan ini merupakan strategi antv untuk mengubah fixed cost menjadi variable cost, untuk menjawab tantangan industri TFA yang semakin ketat seiring dengan munculnya stasiun TV FTA pasca penerapan analog switched off (ASO) dan disrupsi digital yang semakin masif,” kata dia. 

Arhya memastikan manajemen ANTV akan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku usai PHK ini terjadi. Menurut dia, PHK ini merupakan langkah yang tepat dan wajar. 

“Perseroan menilai ANTV telah mengambil keputusan dan langkah yang tepat dan wajar,” kata dia. 

Menurut Arhya, ANTV juga tak sedakar mengambil langkah efisiensi terhadap para pekerja, stasiun televisi swasta ini juga disebut menekan pengeluaran yang menyangkut program dan penyiaran, general affairs, dan bidang lainnya. “Tanpa mengorbankan preferensi target pemirsa program Antv dan kualitas siaran,” kata dia. 

Pendapatan

Sementara itu, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) mencatatkan total pendapatan iklan Rp 860,3 miliar atau turun 5,1 persen pada kuartal III 2024. Angka ini turun dari tahun sebelumnya Rp 906,4 miliar. 

Kondisi serupa juga terjadi pada anak usaha VIVA, yaitu PT MDIA. Pada kuartal III 2024, MDIA membukukan pendapatan Rp 483 miliar atau turun 21,4 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 615,4 miliar. 

“Dari sisi biaya operasional, Perseroan tetap mengedepankan strategi efisiensi sehingga beban usaha dapat diturunkan 26,3 persen dari sebelumnya Rp 1,15 triliun menjadi Rp 844,0 miliar,” kata Direktur MDIA  Arhya Winastu Satyagraha pada Public Expose VIVA dan MDIA di Bakrie Tower Lantai 36, Jakarta, pada Senin, 23 Desember 2024, seperti dalam keterangan tertulisnya. 

Arhya mengatakan perseroannya juga mencatatkan EBITDA sebesar Rp 97,1 miliar. MDIA juga bisa menekan beban usaha 36,3 persen dari sebelumnya Rp 711,6 miliar menjadi Rp 453,5 miliar, dan mencatatkan EBITDA Rp 65,1 miliar.

Pada Senin, 23 Desember 2024, VIVA dan MDIA menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Acara ini dilaksanakan pasca penyelesaian proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) sebesar Rp 8,79 triliun. Penyelenggaraan RUPST ini juga di tengah isu ANTV melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di lini produksi. Karyawan stasiun televisi di bawah naungan MDIA ini membagikan ceritanya di media sosial hingga sempat viral. 

“Setelah merampungkan proses PKPU pada awal November lalu, struktur permodalan Perseroan menjadi jauh lebih baik untuk mendukung upaya-upaya strategis pengembangan bisnis ke depan,” kata Arhya. 

Di era disrupsi digital,  Arhya mengatakan perseroannya akan fokus pada konsolidasi bisnis FTA (free-to-air) dan penguatan bisnis digital. Langkah ini disebut untuk dapat menjawab dan melayani perubahan pola masyarakat dalam mengomsumsi konten. “Dari product centric menjadi consumer centric,” kata dia. 

Menurut dia, pertumbuhan penetrasi internet menjadikan media digital semakin menarik bagi pengiklan yang ditandai dengan peningkatan pertumbuhan belanja iklan digital. VIVA Group melalui tvOne, ANTV, dan One Media Digital (OMD) yang menaungi viva.co.id, tvonenews.com dan digital arms VIVA lainnya, menyebut akan memperkuat bisnis digitalnya yang ditargetkan menjadi sumber pemasukan tambahan di samping bisnis penyiaran. 

Aset digital VIVA Group menunjukkan pertumbuhan  di 2024 dari sisi jumlah pageviews dibanding pada 2023. “Memanfaatkan kekuatan brand tvOne, tvonenews.com mencatatkan lonjakanpageviews hingga 166 persen dengan total pageviews 1,2 miliar dari sebelumnya 458 juta pageviews, dengan rata-rata 111 juta pageviews per bulan,” kata dia. 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus