KALAU selentingan itu benar, maka Tanri Abeng akan jadi saingan buat Maradona dan Ruud Gullit. Cobalah simak kabar burung ini: Tanri Abeng, Dirut PT Multi Bintang Indonesia (MBI), dalam waktu dekat akan pindah ke Grup Bakrie & Brothers, dengan imbalan transfer Rp 1 milyar. Wah! Tanri bingung. Ia tak merasa terlibat perjanjian seperti itu. "Gila. Itu tidak benar," kata manajer yang mengangkat Bintang menjadi pemimpin pasar bir di Indonesia. Memang diakuinya, beberapa waktu lalu ada beberapa pembicaraan antara dia dan pihak Bakrie. Yang dibahas: kemungkinan Tanri ikut mengemudikan Bakrie. Alasannya, konon, sekitar Juli atau Agustus depan, Bakrie akan go public. "Dan saya diminta ikut membantu untuk konsolidasi dan pengembangan Bakrie di masa depan. Tapi sama sekali tak berbicara tentang uang transfer," ujar Tanri. Satu hal lagi yang sudah pasti, perundingan itu belum selesai. "Jadi, belum tentu saya pindah ke sana," tangkisnya. Selesai dengan soal Bakrie, isu lain sudah menanti. Syahdan, Departemen Perdagangan berniat memperbaiki usaha PT Pantja Niaga, salah satu BUMN-nya. Dan pilihan, lagi-lagi, jatuh pada Tanri Abeng. Selain itu, kata yang empunya cerita, kelak saham Pantja akan dibagi tiga: 40% pemerintah, 40% Tanri, dan sisanya dijual di pasar modal. Benarkah itu? Tanri mengakui, memang, dengan pihak Perdagangan juga ada pembicaraan. Namun, seperti halnya dengan Bakrie, "Ya, baru sampai tahap pembicaraan saja." Soal pembagian saham Pantja, ia tak mau berkomentar. Yang pasti, Tanri melihat, Pantja patut dibenahi. Misalnya saja dalam hal pemanfaatan aset, yang masih belum optimal. Untuk itu Pantja membutuhkan manajemen yang mampu mengelola secara lebih profesional. Lantas apa alasan Tanri meninggalkan MBI? "Lho, saya kan belum pindah. Hanya kebetulan saja ada orang yang mengajak bicara. Dan siapa tahu lebih menarik," kilahnya. Jadi, kapan hijrah, Pak? BK
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini