Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Maybank Indonesia Finance Tbk. (BNII) menyatakan perseroannya akan membagikan dividen sebesar Rp 158 miliar kepada para pemegang saham pada 21 April 2025. Keputusan ini berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada 14 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Persetujuan terhadap pembagian dividen perseroan tahun buku 2024,” kata Direktur Maybank Indonesia Arief Soerendro dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada Senin, 17 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumlah dividen Rp 158 miliar itu dari dua entitas pemegang saham Maybank, yaitu PT Bank Maybank Indonesia Tbk Rp 158 miliar dan Koperasi Karyawan Bank Internasional Indonesia Rp 4.000.
Sepanjang 2024, Maybank mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,11 triliun. Jumlah itu menurun daripada di 2023 sebesar Rp 1,74 triliun. Sementara, laba bebelum Pajak sebesar Rp 1,60 triliun. Bank mencatat tren pertumbuhan Laba sebelum Pajak pada tiga triwulan di sepanjang 2024. Laba sebelum pajak pada triwulan IV 2024 sebesar Rp 755 miliar, naik 34,5 persen dari Rp562 miliar pada Triwulan III 2024 Demikian juga, laba sebelum pajak triwulan IV 2024 naik 8,1 persen dibandingkan dengan laba sebelum Pajak triwulan IV 2023 yakni sebesar Rp 699 miliar.
Maybank Indonesia juga mencatatkan pendapatan Bunga (Interest Income) meningkat sebesar 10 persen seiring dengan meningkatnya saldo kredit dan pendapatan dari komposisi aktiva produktif yang lebih baik pada 2024. Beban bunga tetap tinggi sehingga menyebabkan Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income/NII) turun 1,8 persen. Margin Bunga Bersih (Net Interest Margin/NIM) terkontraksi sebesar 59 bps menjadi 4,4 persen.
Pendapatan fee-based naik sebesar 5,8 persen menjadi Rp 2,15 triliun dari Rp 2,04 triliun ditopang oleh pendapatan fees dari asset recovery yang dibukukan hampir dua kali lipat, serta kontribusi dari bisnis pembiayaan otomotif roda dua anak usaha dan pendapatan biaya terkait layanan Premier banking (Wealth Management). Demikian juga, pendapatan fee-based ini telah mengimbangi penurunan pendapatan fees transaksi global market.