Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Istilah hilirisasi cukup populer setelah Presiden Joko Widodo membuat kebijakan terkait hilirisasi nikel, yakni melarang ekspor bijih nikel dengan tujuan untuk meningkatkan nilai ekspor. Lalu, apa itu hilirisasi sebenarnya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Istilah hilirisasi merujuk pada pengoptimalan potensi sumber daya alam yang dimiliki untuk meningkatkan nilai ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam konteks ekonomi, hilirisasi sering kali dianggap sebagai strategi penting untuk meningkatkan daya saing suatu negara dan menciptakan keberlanjutan ekonomi jangka panjang. Dampak dari proses hilirisasi sangat beragam, mencakup sektor ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Untuk lebih memahami apa itu hilirisasi, berikut ini pengertian, contoh, manfaat, dan dampaknya yang perlu diketahui.
Apa Itu Hilirisasi?
Hilirisasi yang berasal dari dua kata yaitu “hilir” dan “-isasi” yang memiliki arti suatu perkembangan industri penghasil bahan baku (industri hulu) yang kemudian menjadi industri yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi (industri hilir).
Hilirisasi adalah sebuah proses pengolahan dan transformasi suatu bahan baku atau sumber daya alam menjadi produk jadi yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.
Suatu perusahaan meningkatkan nilai tambah produk atau layanan mereka dengan melakukan pengolahan. Program hilirisasi atau downstreaming dapat menjadi cara yang efektif untuk membuat suatu produk terutama bahan baku utama memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Tujuan utama dari proses hilirisasi adalah untuk meningkatkan harga jual dari sebuah produk. Dengan hilirisasi, suatu produk dapat memiliki nilai tambah dengan dilakukan pengolahan terhadap produk.
Proses hilirisasi seharusnya diterapkan oleh suatu perusahaan atau negara untuk meningkatkan harga jual produk mereka sehingga dapat menambah nilai ekonomi.
Pentingnya melakukan proses hilirisasi dalam mengolah suatu produk mentah adalah agar produk jadi menjadi lebih bernilai, harga menjadi lebih tinggi dan memberikan keuntungan.
Manfaat Hilirisasi
Mengutip dari berbagai sumber, berikut ini manfaat dari melakukan suatu proses hilirisasi:
1. Menambah Nilai Suatu Produk
Sama dengan tujuannya, manfaat proses hilirisasi adalah menambah nilai dari produk itu sendiri. Proses pengolahan yang lebih kompleks dan lengkap akan membuat produk menjadi lebih bagus sehingga dapat memiliki harga jual yang lebih tinggi.
2. Mengoptimalkan Sumber Daya Alam yang Tersedia
Proses hilirisasi dapat memberikan kontribusi pada lingkungan dan keberlanjutan sumber daya alam yang ada.
Meskipun beberapa industri pengolahan lanjutan dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan, seperti polusi udara dan limbah, namun dengan teknologi yang tepat dan regulasi yang ketat, proses hilirisasi juga dapat mendorong praktik-produksi yang lebih ramah lingkungan.
3. Menghasilkan Produk Baru untuk Merambah Pasar Internasional
Proses hilirisasi yang mengolah produk menjadi bahan jadi dengan kualitas dan standar yang lebih tinggi akan mampu memenuhi pasar internasional.
Produk baru yang berkualitas dan inovatif akan membuka peluang pada perdagangan internasional dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan kegiatan ekspor.
Dengan mendorong pengembangan industri pengolahan lanjutan, negara dapat merangsang inovasi di sektor-sektor terkait, seperti teknologi manufaktur dan rekayasa produk.
Ini tidak hanya meningkatkan daya saing industri dalam negeri, tetapi juga membuka peluang untuk ekspansi pasar global.
4. Membuka Lapangan Pekerjaan
Mengolah suatu barang mentah menjadi bahan jadi akan membutuhkan sumber daya manusia untuk melakukannya.
Oleh karena itu, proses hilirisasi dapat menambah lapangan pekerjaan baru bagi banyak orang. Dengan lapangan kerja yang cukup dan tersedia akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Ini tidak hanya meningkatkan taraf hidup masyarakat, tetapi juga menciptakan modal manusia yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Contoh Hilirisasi
Berikut beberapa contoh penerapan hilirisasi dari berbagai bidang:
1. Hilirisasi Pertanian
Mengolah bahan mentah pertanian seperti padi, gandu, ternak, dan buah. Diolah menjadi produk yang lebih kompleks atau menjadi bahan jadi. Gandum diolah menjadi sereal, bahan baku susu diolah menjadi keju atau yoghurt, dan lain-lain.
2. Hilirisasi Perikanan
Bahan mentah ikan dapat diolah menjadi fillet beku atau makanan kalengan yang dapat diimpor.
3. Hilirisasi Industri Minyak Bumi dan Gas
Bahan mentah minyak bumi dapat diolah menjadi bahan bakar, produk kimia, hingga pelumas.
4. Hilirisasi Pertambangan
Hasil tambang yang masih mentah seperti nikel dapat diolah menjadi produk jadi seperti stainless steel, mixed sulphide precipitate (MSP), feronikel (FeNi), nickel pig iron (NPI), dan masih banyak lagi.
Dampak Negatif Hilirisasi
Meskipun hilirisasi membawa banyak manfaat, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, namun juga memiliki beberapa dampak negatif yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Ketergantungan pada Industri Tertentu
Proses hilirisasi dapat menyebabkan ketergantungan yang lebih besar pada industri tertentu. Misalnya, jika sebuah negara terlalu bergantung pada industri manufaktur atau teknologi tertentu, fluktuasi pasar atau kemunduran dalam industri tersebut dapat memiliki dampak yang signifikan pada perekonomian negara tersebut.
2. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi
Meskipun hilirisasi dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan bagi sebagian masyarakat, namun kesenjangan sosial dan ekonomi juga dapat memperluas.
Bagian dari masyarakat yang kurang terampil atau tidak memiliki akses yang cukup terhadap peluang ekonomi baru mungkin tertinggal dan menghadapi kesulitan dalam mengikuti perkembangan ekonomi.
3. Peningkatan Polusi dan Dampak Lingkungan Lainnya
Industri pengolahan lanjutan sering kali memerlukan penggunaan energi yang besar dan dapat menghasilkan limbah dan polusi lingkungan.
Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, termasuk polusi udara, air, dan tanah, serta kerusakan ekosistem.
4. Ketidaksetaraan Akses dan Pendidikan
Proses hilirisasi sering kali memerlukan tenaga kerja yang terampil dan terlatih. Namun, tidak semua masyarakat memiliki akses yang sama terhadap pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar kerja yang berkembang. Hal ini dapat meningkatkan kesenjangan dalam akses terhadap peluang ekonomi.
5. Ketergantungan pada Pasar Global
Ekonomi yang mengandalkan hilirisasi juga rentan terhadap perubahan dalam pasar global. Fluktuasi harga bahan baku, permintaan global, atau perubahan kebijakan perdagangan internasional dapat memiliki dampak yang signifikan pada perekonomian negara tersebut.
ANGGITA VIANDHINI NUGROHO PUTRI