Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto adanya beberapa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang menghadapi tantangan akibat kurangnya realisasi investasi. Disebutkan oleh Airlangga bahwasanya ada 3 KEK yang dinilai bermasalah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya sudah laporkan bahwa ada beberapa KEK yang menghadapi tantangan, seperti KEK Tanjung Kelayang, KEK Morotai, dan juga KEK di Aceh karena realisasi investasinya masih sangat terbatas,” kata Airlangga di acara SEZ Business Forum yang diadakan di hotel St. Regis, Jakarta Selatan pada Senin, 9 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
3 KEK yang Dilaporkan
Menurut catatan terbaru Dewan Nasional KEK, saat ini ada 24 KEK yang tersebar di seluruh Indonesia. kawasan KEK tersebut dikhususkan untuk sektor industri, pariwisata, digital, dan sektor layanan lainnya. Politisi dari Partai Golkar ini pun mengatakan bahwa Ia telah menyampaikan progress terbaru KEK kepada Prabowo.
Menurut Airlangga, Presiden menanyakan bagaimana perkembangan KEK dan apa saja yang menjadi tantangan yang dihadapi di tiap daerah tersebut.
Pada kuartal III 2024, KEK telah menarik investasi senilai Rp 242,5 triliun dan menyerap tenaga kerja hingga total 151.260 orang. Berikutnya, sebanyak 394 perusahaan pun telah berpartisipasi dalam program pemerintah tersebut.
Selanjutnya, dua dari KEK yang disebut Menko Bidang Perekonomian ini menghadapi kendala bergerak di sektor industri, sedangkan satu KEK lainnya bergerak di sektor pariwisata.
KEK di Aceh dan Bangka Belitung
Dua diantara KEK yang disebut Menteri Airlangga adalah KEK Arun Lhokseumawe di Aceh dan KEK Tanjung Kelayang di Bangka Belitung. KEK Arun Lhokseumawe dengan area seluar 2.622,48 hektar ini dikembangkan oleh developer PT Patriot Nusantara Aceh (PATNA) dengan PT Pupuk Iskandar Muda sebagai investor jangkarnya.
Lalu, KEK Tanjung Kelayang di Bangka Belitung ini bergerak di sektor pariwisata yang luas lahannya 324,4 ha. Kawasan ini dikembangkan oleh Belitung Maritime Consortium dan investor jangkarnya adalah Sheraton Belitung Resort. Sementara itu, KEK yang satu lagi dan juga mengalami permasalahan adalah KEK Morotai di Maluku Utara seluas 1.101,76 ha dikembangkan oleh PT Jababeka Morotai.
Eks Menteri Perindustrian Indonesia ke-25 ini menuturkan bahwa dilihat dari segi aksesnya, terdapat beberapa KEK pariwisata yang membutuhkan perbaikan. Ia menuturkan, Bangka Belitung yang menjadi rumah bagi KEK Tanjung Kelayang butuh akses penerbanagn regional.
Selain di Bangka Belitung, wilayah-wilayah yang ditargetkan pemerintah sebagai destinasi wisata juga disebut membutuhkan akses penerbangan.
KEK untuk Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi
Lebih lanjut, dalam kesempatan yang sama, Menko Airlangga Hartarto menilai pengembangan KEK menjadi salah satu inisiatif pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen per tahun. Akan tetapi, masifnya aliran investasi yang masuk serta aktivitas industri dari 24 KEK yang telah ditetapkan pemerintah dapat memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
"Mengingat arahan Presiden dalam mengejar pertumbuhan ekonomi delapan persen, salah satunya inisiatif yang dapat mewujudkan ini adalah lewat KEK," ujar Airlangga yang dikutip dari Antara.
Seperti di Cina, Vietnam, dan Thailand, Airlangga melanjutkan bahwa konsep KEK telah lebih dulu dikembangkan. Oleh sebab itu, Indonesia juga harus turtu mulai berfokus membangun KEK yang produktif guna mengejar ketertinggalan dengan negara ASEAN lainnya.
"Kita tidak punya waktu banyak, target kita (pengembangan KEK) tiga sampai empat tahun," ucapnya. Selain itu, Airlangga menambahkan dinilai dari kondisi geopolitik saat ini, menurutnya ini menjadi momentum bagi pengembangan KEK Indonesia.
Nabila Azzahra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.