Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Airlangga Hartarto Beri Penjelasan di Balik RI Deflasi Lima Bulan Beruntun

Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah sedang berupaya mengendalikan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat di tengah tren deflasi beruntun.

4 Oktober 2024 | 10.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ketika ditemui dalam acara kumparan Green Initiative Conference di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa, 24 September 2024 . Tempo/Vedro Imanuel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberi penjelasan di balik tren deflasi lima bulan beruntun yang dialami Indonesia. Menurutnya, pemerintah sedang mengendalikan inflasi dan berupaya menjaga daya beli masyarakat. “Kita harus melihat secara keseluruhan,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat ditemui usai Rapat Koordinasi Tim Nasional OECD dan peluncuran Portal Aksesi OECD di gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat pada Kamis, 3 Oktober 2024.

Airlangga mengatakan pemerintah sedang mengendalikan inflasi, dengan Kemenko Perekonomian sebagai tim pengendali inflasi pusat dan Kementerian Dalam Negeri sebagai tim pengendali inflasi daerah.
 
Ia juga menjelaskan, komponen inflasi terdiri dari inflasi inti atau core inflation dan komoditi pangan yang bergejolak, atau kerap disebut volatile food. Menurut dia, volatile food sedang ditekan turun, dan nantinya akan berdampak baik untuk masyarakat. Sementara, pertumbuhan ekonomi tercermin dalam inflasi inti yang kini tercatat naik. “Karena menjadi anomali kalau tumbuhnya naik, terus core inflation-nya turun. Jadi sekali lagi, yang dibandingkan bukan inflasi keseluruhan, tapi core inflation,” kata menteri itu.
 
Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini melaporkan perekonomian Indonesia kembali mengalami deflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2024 tercatat sebesar minus 0,12 persen (MtM). Angka tersebut menunjukkan tren deflasi beruntun selama lima bulan terakhir sejak Mei 2024. Secara historis, deflasi kali ini merupakan yang terdalam dibanding bulan yang sama dalam lima tahun terakhir.
 
Deflasi merupakan fenomena penurunan harga yang ada di dalam suatu wilayah. Fenomena ini terjadi karena kekurangan jumlah uang beredar, yang menyebabkan daya beli masyarakat menjadi turun. “Daya beli masyarakat tentu kita jaga dengan beberapa program bantuan ekonomi,” ujar Airlangga.
 
Siasat pemerintah menjaganya adalah dengan Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan pangan beras, dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Mengenai JKP, ia mengatakan bahwa pemerintah bakal menaikkan insentifnya, dengan anggaran total sebesar Rp1,2 – 1,3 triliun. “Dengan adanya revisi JKP nanti, kita berharap angka ini bisa naik. Kalau angka ini naik maka bantalan terhadap kelas menengah akan semakin kuat,” kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nabiila Azzahra

Nabiila Azzahra

Reporter Tempo sejak 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus