Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Menteri Ketenagakerjaan Ingatkan Pentingnya Soft Skill di Era Digital

Pentingnya penguatan soft skill bagi tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi era digital saat ini.

12 Januari 2025 | 21.45 WIB

Sebelum terjun ke dunia kerja, sebaiknya Anda memahami apa itu soft skill. Hal ini sangat diperlukan agar Anda mudah beradaptasi. Foto: Canva
Perbesar
Sebelum terjun ke dunia kerja, sebaiknya Anda memahami apa itu soft skill. Hal ini sangat diperlukan agar Anda mudah beradaptasi. Foto: Canva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menegaskan pentingnya penguatan soft skill bagi tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi era digital. Menurut Yassierli, era digital yang tumbuh begitu pesat menghadirkan tantangan sekaligus peluang baru bagi dunia kerja. Berdasarkan Future of Jobs Report 2025 dari World Economic Forum (WEF), sekitar 86 persen perusahaan menyatakan bahwa teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) mendorong transformasi bisnis. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam konteks ini, selain penguasaan hard skill seperti AI dan Big Data, soft skill seperti creative thinking (berpikir kreatif), resilience (daya tahan diri), leadership (kepemimpinan), dan analytical thinking (cara berpikir kritis) menjadi kunci keberhasilan tenaga kerja di masa depan. “Tenaga kerja sebagai human potential yang tidak hanya fokus pada keterampilan teknis, tetapi juga pada pengembangan potensi holistik,” kata Yassierli dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 12 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Yassierli juga menyebut pentingnya pendekatan yang fokus pada keahlian manusia dalam mengembangkan tenaga kerja. Pendekatan ini menempatkan manusia sebagai pusat dari proses perancangan kebijakan, pengambilan keputusan, dan pengembangan organisasi.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan bahwa sektor informal masih mendominasi lapangan kerja di Indonesia, sementara tingkat pendidikan tenaga kerja sebagian besar masih rendah (SD/SMP).

Oleh karena itu, Yassierli mengajak dunia akademis, industri, dan pemerintah untuk berkolaborasi membangun ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif dan adaptif terhadap perubahan teknologi. “Kita harus terus belajar dan berinovasi, memadukan teknologi dengan kearifan lokal, agar mampu menciptakan tenaga kerja yang kompeten, berdaya saing, dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa,” katanya.

Mitra Tarigan

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Diponegoro serta John Doherty Asia Pacific Journalism Internships Program di Melbourne, Australia, pada 2019. Saat ini fokus menulis isu kesehatan dan gaya hidup serta humaniora

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus