Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penerbangan
Halim Perdakusuma Kembali Dipakai
PT Angkasa Pura II akan mengalihkan 48 penerbangan dari Bandar Udara Soekarno-Hatta ke Halim Perdanakusuma mulai 10 Januari mendatang. Tujuh ribu penumpang bakal memadati bandara milik TNI Angkatan Udara ini.
Direktur Angkasa Pura II Tri Sunoko mengatakan pengalihan ini untuk mengurangi kepadatan penerbangan di Soekarno-Hatta, yang saat ini mencapai 64 penerbangan per jam. Menurut dia, perseroan menyiapkan dana Rp 6,8 miliar untuk merenovasi terminal Halim, yang sudah dilakukan sejak awal Oktober lalu. "Minggu ketiga bulan ini ditargetkan rampung," katanya Rabu pekan lalu.
Dengan hanya satu landasan pacu, Halim hanya mampu menampung 21 pergerakan pesawat dalam satu jam. Karena itu, pemerintah sedang menggodok aturan tentang keterlambatan jadwal penerbangan. Sebab, Halim sering digunakan untuk penerbangan sejumlah pejabat penting, termasuk kepala negara. Panglima TNI Jenderal Moeldoko menilai penerbangan sipil akan mengganggu aktivitas TNI Angkatan Udara.
Telekomunikasi
Rencana XL Akuisisi Axis Disetujui
KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika menyetujui rencana PT XL Axiata mengakuisisi PT Axis Telekom Indonesia. Namun pemerintah memberi syarat: dua spektrum sebesar 10 MHz di frekuensi 2100 yang selama ini digunakan Axis dikembalikan dan akan dilelang tahun depan.
Semula XL berharap hanya spektrum 5 MHz di frekuensi 2100 yang diserahkan ke pemerintah. "Kami menghargai dan akan menjalankan keputusan itu," kata Direktur Utama XL Hasnul Suhaimi, Rabu pekan lalu.
Penguasaan XL di frekuensi 2100 sebanyak 22,5 MHz kini setara dengan Telkomsel, yang sebelumnya sudah punya tiga blok. Pada frekuensi untuk layanan 3G ini terdapat 12 blok, yang masing-masing lebarnya 5 MHz. Adapun pada frekuensi 1800 MHz, spektrum Axis yang selebar 15 MHz seluruhnya menjadi milik XL. Frekuensi ini merupakan jalur yang dipakai untuk penerapan long term evolution, layanan telekomunikasi seluler generasi keempat (4G).
Menteri Komunikasi Tifatul Sembiring mengatakan kondisi Axis saat ini bisa dibilang sudah bangkrut. Dalam perjanjian keduanya, disebutkan XL harus melunasi kewajiban Axis Rp 17 triliun dan kewajiban lain.
Pertanian
Jumlah Petani Terus Menyusut
Sensus Badan Pusat Statistik menunjukkan jumlah rumah tangga petani turun 16,32 persen dalam 10 tahun terakhir. Menurut Kepala BPS Suryamin, kebanyakan petani berpindah pekerjaan. "Terutama setelah lahan di bawah dua hektare banyak dijual dan disewakan," katanya Senin pekan lalu.
Data BPS menunjukkan penurunan jumlah petani pada 2003-2013 mencapai 5,1 juta orang. Dalam sensus tahun ini, jumlah petani mencapai 26,14 juta. Petani tanaman pangan 17,73 juta rumah tangga, sayur dan buah 10,6 juta, serta perkebunan 12,77 juta. Selanjutnya, peternakan 12,97 juta, budi daya ikan 1,19 juta, perikanan tangkap 860 ribu, kehutanan 6,78 juta, dan pengusaha pertanian 1,08 juta rumah tangga.
Suryamin menyatakan jumlah petani kecil dengan lahan kurang dari 0,5 hektare mencapai 14,25 juta rumah tangga. Angka ini turun 25,07 persen dibanding pada 2003. Jika dibagi rata, luas lahan yang dikuasai rumah tangga petani mencapai 0,89 hektare, naik 118,80 persen dibanding pada 2003. "Namun angka ini tidak cuma menunjukkan tambahan lahan, tapi lebih disebabkan oleh menyusutnya jumlah penggarap," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo