Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MEDIA
Newsweek Tutup Versi Cetak
Setelah terbit selama hampir 80 tahun, majalah mingguan dari Amerika Serikat, Newsweek, hanya akan terbit hingga edisi terakhir 31 Desember 2012. Pemimpin Redaksi The Newsweek Daily Beast Company Tina Brown mengatakan perseroan akan mengalihkan semua bisnis medianya ke versi digital.
Menurut dia, keputusan penutupan edisi cetak ini murni akibat tantangan ekonomi di media cetak dan distribusinya. Hasil riset Pew Research menunjukkan 39 persen warga Amerika membaca berita lewat online. ”Kami sedang melakukan transisi ke digital, bukan untuk mengucapkan selamat tinggal,” kata Brown dalam pengumumannya seperti dikutip USA Today, Kamis pekan lalu.
Kantor berita Reuters kemarin melaporkan, semua publikasi edisi digital Newsweek bakal diberi nama Newsweek Global. Berdasarkan situs Daily Beast, Newsweek hanya akan mempublikasikan edisi tunggal untuk pasar global.
GUGATAN PAILIT
Humpuss Ajukan Proposal Perdamaian
PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) segera mengajukan proposal perdamaian dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang akan digelar pertengahan bulan depan. ”Proposal ini diharapkan dapat diterima mayoritas kreditor separatis (secured) ataupun konkuren (unsecured),” kata Direktur Utama Humpuss Intermoda Theo Lekatompessy pekan lalu.
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada Jumat dua pekan lalu mengabulkan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang yang diajukan PT Jasmanindo Sapta Perkasa, salah satu kreditor Humpuss. Jasmanindo memiliki piutang senilai Rp 1,7 miliar. Dengan putusan itu, para pihak diberi waktu 45 hari untuk membahas rencana perdamaian.
Januari lalu, Humpuss digugat pailit oleh perusahaan penyewaan tanker kimia, Parbulk (Norwegia) dan Empire (Yunani), di Pengadilan Singapura terkait dengan utang Humpuss Sea Transport Pte Ltd senilai US$ 72 juta. Agustus lalu, likuidator Humpuss memberikan proposal perdamaian. Pemegang saham sepakat melunasi utang tersebut lewat rights issue, treasury stock, obligasi konversi (convertible bond), penjualan aset perusahaan, dan pinjaman baru.
MINYAK
Kuwait Incar Blok East Natuna
Perusahaan minyak dan gas asal Kuwait, Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (Kufpec), berminat bergabung dengan konsorsium Blok East Natuna di Kepulauan Riau. Senin pekan lalu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rudi Rubiandini bertemu dengan Managing Director Kufpec Nizar M. al-Adsani di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kuwait. Hadir juga Deputy Chairman Kufpec Ali D. al-Shammari.
Saat ini konsorsium Blok East Natuna dipimpin PT Pertamina (Persero), yang beranggotakan Shell Oil, PTT Thailand, Total, dan Exxon. Pengembangan ladang gas yang memiliki cadangan 222 triliun kaki kubik ini tersendat lantaran biaya investasinya sangat tinggi, yakni sekitar Rp 200 triliun. ”Risiko untuk proyek ini sangat tinggi. Tapi masalah ini bisa ditutup dengan portofolio Kufpec,” kata Rudi seusai pertemuan tersebut. Dia memperkirakan Kufpec bisa menanamkan modal hingga Rp 40 triliun.
PT Pertamina (Persero) menolak investor baru dalam proyek East Natuna karena sudah menentukan mitra kerja. ”Pertamina sudah melakukan seleksi sejak akhir tahun lalu dan tahapannya sudah final,” kata juru bicara Pertamina, Ali Mundakir. l
TENAGA KERJA
Foxconn Akui Pekerjakan Anak
Produsen komponen elektronik asal Taiwan, Foxconn Technology Group, mengklaim telah menemukan beberapa pekerja magang bawah umur di salah satu pabriknya di Yantai, Provinsi Shandong, Cina. Namun Foxconn tidak menjelaskan berapa jumlahnya. ”Mereka telah bekerja selama hampir tiga minggu,” ujar manajemen Foxconn seperti dikutip Reuters, Rabu pekan lalu. Foxconn mengklaim telah mengembalikan pekerja bawah umur itu ke sekolah.
Pengumuman ini disebarkan Foxconn menyusul hasil investigasi media di Cina tentang adanya pekerja anak di pabrik yang mempekerjakan 1,2 juta orang itu. Media tersebut mengungkapkan telah menemukan beberapa bukti yang sama untuk beberapa pabrik Foxconn lainnya di Cina. Namun Foxconn membantah ada kasus serupa di pabrik-pabrik lain di Cina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo