Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Menanti Pembalasan Rothschild

Bakrie dituduh menggunakan isu nasionalisme untuk menguasai bisnis batu bara. Investigasi penyelewengan dana di Bumi dan Berau terus berlanjut.

22 Oktober 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seraya membanting pintu, Nathaniel Philip Victor James Rothschild meninggalkan rapat dewan direksi Bumi Plc, Kamis dua pekan lalu, di Singapura. Sebelum pergi, dia masih sempat menebar ancaman. ”Saya memiliki rekaman pembicaraan telepon kalian,” katanya sambil menunjuk wajah sejumlah petinggi perusahaan batu bara yang bermarkas di London itu.

Sumber Tempo yang mengetahui suasana rapat menuturkan, Chairman Bumi Plc Samin Tan dan wakilnya, Indra Bakrie, terdiam mendengar ancaman Nat, panggilan Nathaniel. Mereka hanya memandangi miliarder muda dari keluarga berpengaruh di Inggris itu pergi dari ruangan rapat di lantai 8 Hotel Mandarin Orchard, Singapura.

Rothschild dongkol lantaran tiga proposal tukar guling saham Bakrie dengan Bumi Plc yang diajukan Grup Bakrie nyelonong dalam rapat direksi. Padahal agenda rapat hanya membahas kelanjutan investigasi dugaan penyelewengan uang di dua perusahaan batu bara milik Bumi Plc di Indonesia: PT Bumi Resources Tbk dan PT Berau Coal Energy Tbk. Pemegang 11 persen saham Bumi Plc tersebut memang paling ”cerewet” terhadap ketidakberesan di Bumi Resources, yang mayoritas sahamnya dikuasai Samin Tan dan Grup Bakrie.

Kekesalan Rothschild bertambah setelah mayoritas direksi seperti dikomando ramai-ramai bersedia membicarakan proposal Bakrie. ”Tawaran tukar guling saham akan dibahas dengan para pemegang saham lain,” tutur juru bicara Bumi Plc, Nick von Schirnding. ”Rapat pemegang saham akan digelar dalam waktu dekat,” ucap sumber Tempo, Kamis pekan lalu.

Di Jakarta, Bakrie segera bersiap menghadapi ancaman Rothschild. Pada hari yang sama, diluncurkan siaran pers tentang dugaan penyadapan dan pembajakan surat elektronik perusahaan. Laporan pengaduan disampaikan ke Kepolisian Daerah Metro Jaya. ”Penyadapan dilakukan oleh pihak-pihak yang ingin memenangkan sesuatu dengan cara tak benar,” kata Vice President Communication Grup Bakrie, Christopher Fong.

Tuduhan itu jelas mengarah ke Rothschild. Hubungan antara Bakrie dan Rothschild memang terus memburuk. Akhir September lalu direksi Bumi Plc menerima kiriman dokumen berisi bukti penyelewengan dana di Bumi Resources dan Berau. Tanpa menuding pria 41 tahun itu secara langsung, seorang petinggi Bumi Plc mengatakan masalah serupa pernah dilontarkan Rothschild pada November 2011.

Rothschild menengarai Bumi Resources sengaja tak mau menarik dana US$ 500 juta dari Recapital dan pemiliknya, Rosan Perkasa Roeslani. Padahal Bumi Resources sedang haus dana. Recapital adalah pemilik sekitar 15 persen saham Berau. ”Bedanya, sekarang ada dokumennya,” ucapnya.

Dokumen itu membuat petinggi Bumi Plc kelimpungan. Apalagi harga saham Bumi Plc sedang anjlok. Tahun ini nilai sahamnya longsor hingga 72 persen. Otoritas Bursa London menekan supaya Bumi Plc segera menjelaskan kemerosotan sahamnya itu kepada publik. Mereka memang sangat memperhatikan kepentingan investor minoritas. Maka pada 24 September lalu terbitlah pengumuman rencana Bumi Plc menginvestigasi Bumi Resources dan Berau.

Grup Bakrie yang dinakhodai Nirwan Bakrie, adik Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, gerah dengan terbitnya rilis tersebut. Beberapa jam kemudian, Ari Saptari Hoedaya, yang juga Direktur Utama Bumi Resources, mundur dari posisi non-executive director Bumi Plc.

n n n

Tiga proposal dari Bakrie bak tendangan melingkar bagi Rothschild. Usul itu disampaikan lewat anak usaha PT Bakrie & Brothers dan Long Haul Holdings Ltd. Dengan tawaran itu berarti Bakrie ingin hengkang dari Bumi Plc, sekaligus membuntungi jangkauan Bumi Plc dari bisnis pengerukan batu bara di Indonesia. ”Keru­sakan yang diciptakan oleh Nat sudah tak bisa diperbaiki,” ujar Fong. ”Keluarga ­Bakrie ingin mengambil kembali seluruh aset di bawah kendali Indonesia.”

Bakrie ingin 23,8 persen sahamnya di Bumi Plc ditukar dengan 10,3 persen dari total 29,2 persen saham Bumi Plc di Bumi Resources. Bakrie akan membeli sisanya, 18,9 persen, secara tunai sebelum Natal nanti. Bakrie pun akan membayar tunai semua saham Bumi Plc di Berau sebesar 84,7 persen, enam bulan kemudian.

Toh tawaran Bakrie tak menyurutkan investigasi Bumi Plc terhadap Bumi Re­sources dan Berau. Bumi Plc telah menyewa firma hukum Macfarlanes asal Inggris dan Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro (ABNR) dari Jakarta untuk mengusut kasus di kedua perusahaan tersebut.

Direksi Bumi Plc juga meminta para direktur independen non-eksekutif mengevaluasi tawaran Bakrie, dibantu oleh penasihat finansial independen dari Rothschild Group. ”Direksi tak akan memberikan rekomendasi apa pun mengenai proposal itu sampai investigasi tuntas,” tulis penjelasan resmi Bumi Plc tertanggal 17 Oktober lalu.

Bakrie butuh sekitar US$ 1,2 miliar atau Rp 11,531 triliun kalau proposal itu disetujui. Untuk tukar guling saham memang tak diperlukan duit. Tapi pada Desember nanti mesti ada dana US$ 270 juta, lalu pada Juni 2013 sebesar US$ 934 juta. Menyediakan uang sebanyak itu jelas bukan urusan gampang. Tahun ini perusahaan Grup Bakrie harus membayar utang jatuh tempo Rp 9,67 triliun.

Analis saham dari AM Capital, Janson Nasrial, menjelaskan bahwa berbeda dengan perusahaan batu bara lainnya, perusahaan Bakrie tak memiliki cukup cadangan uang tunai. Bumi Resources yang menjadi andalan Bakrie hanya punya sekitar Rp 400 miliar. ”Kalau punya cash, lebih baik untuk membayar utang,” ujarnya, Kamis pekan lalu. Jika utang cepat lunas, kinerja keuangan menanjak sehingga bisa mengajukan pinjaman baru.

Senin pekan lalu Rothschild menyatakan mundur dari jajaran direksi Bumi Plc. Lewat surat pengunduran diri kepada Chairman Samin Tan, ia menyebut Samin dan Bakrie bersekongkol menindas pemegang saham minoritas. Rothschild menyesalkan direksi yang meloloskan proposal Bakrie, padahal telah disepakati untuk mengusut dugaan penyimpangan oleh ­Bakrie. Ia menuduh Samin akan dibayar 10,91 pound sterling per saham oleh Bakrie jika transaksi saham terjadi. Sedangkan saham investor lainnya cuma akan dihargai 4,30 pound sterling.

Dalam surat itu, Rothschild juga mengaku menyesal pernah mengajak Bakrie berbisnis di London. Bakrie bahkan disebut menggunakan isu nasionalisme untuk menggencet investor minoritas. ”Anda dan mereka telah merusak reputasi Indonesia di dunia internasional,” tulisnya.

Samin tak menjawab ketika dihubungi Tempo. Menurut Fong, tuduhan Rothschild tak berdasar. ”Kami juga menyesal telah datang ke London,” katanya kepada Tempo, Kamis pekan lalu. Bakrie menyatakan akan membuat perhitungan dengan Rothschild. ”Kami harap dia mengembalikan semua saham dan keuntungan lain yang diperolehnya. Ini bagian dari perjanjian,” ujar Fong.

n n n

Gesekan Bakrie dengan Rothschild mulai terjadi pada November tahun lalu. Ketika itu Rothschild menyurati Ari Hoedaya untuk memintanya merombak secara radikal manajemen keuangan Bumi Resources. Induk perusahaan tambang PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia itu dinilai tak menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Surat itu bocor ke pers, Bursa Efek London pun geger.

Harga saham Bumi Plc rontok lalu menyeret kejatuhan saham anak perusahaan di Jakarta. Kebetulan harga batu bara juga sedang turun di pasar dunia. Akibatnya. Bakrie harus membayar lebih agunan utangnya kepada beberapa kreditor. Dalam keadaan seret duit itu, cicilan utang kepada China Investment Corporation (CIC) jatuh tempo. Rothschild siap mencaplok saham Bakrie dengan harga murah kalau Bakrie gagal bayar.

Tak kalah akal, Bakrie menggandeng Samin Tan, teman lama Nirwan Bakrie yang juga pemilik dan bos PT Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk. Samin membeli separuh saham Bakrie di Bumi Plc, yakni 23,8 persen, seharga US$ 1 miliar. Pada Januari 2012, Samin duduk sebagai chairman menggantikan Indra Bakrie yang bergeser menjadi co-chairman. Rothschild didepak dari kursi co-chairman. Tapi Samin membantah menjadi tameng Bakrie. ”Tak selamat seribu turunan kalau saya hanya boneka Bakrie,” katanya kepada Tempo, Maret lalu.

Perseteruan Bakrie dan Rothschild kini memasuki babak menentukan. Menurut sumber Tempo di Bumi Plc, dalam rapat pemegang saham nanti Rothschild akan menghimpun pemilik saham minoritas untuk menolak proposal Bakrie. Saham Bumi Plc dimiliki Bakrie 23,8 persen, Samin 23,8 persen, Recapital 9,8 persen, Rothschild 11 persen, dan serta publik 31,6 persen. ”Saya akan melawan dari luar tenda,” katanya dalam surat untuk Samin.

Janson menilai belum tentu pemilik saham minoritas berdiri di belakang Rothschild. Sebagian besar mereka mungkin termasuk kubu Bakrie. Kekuatan ­Bakrie juga tergambar dalam dewan direksi, yang dipilih berdasarkan kepemilikan saham. Dari total 17 orang, setidaknya delapan berasal dari Indonesia atau lingkaran jejaring bisnis Bakrie. Namun Rothschild diyakini akan terus melawan dengan cara apa pun untuk mengalahkan Bakrie. ”Dia benci kalah,” ujar Janson.

Jobpie Sugiharto, Agoeng Wijaya, Gustidha Budiartie

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus