Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

MOMEN

30 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INDUSTRI MOBIL
Toyota Bangun Pabrik Baru

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia membangun pabrik baru untuk perakitan dan pengecatan mobil di Karawang, Jawa Barat. Adanya pabrik baru itu akan membuat produksi mobil naik dari 100 ribu unit menjadi 140 ribu unit per tahun pada 2013. ”Nilai investasi pabrik baru ini mencapai 16,5 miliar yen atau Rp 1,7 triliun,” kata Presiden Direktur Toyota Motor Masahiro Nonami di Karawang, Rabu pekan lalu.

Toyota sudah mempunyai pabrik di lokasi yang sama. Namun, dari lahan 100 hektare, hanya 30 persen yang terpakai. Kini di lahan yang tersisa itu, kata Nonami, akan dibangun pabrik baru yang ditargetkan selesai pada akhir 2012.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat berharap, selain meningkatkan investasi, Toyota terus menambah kandungan lokal dalam mobil yang diproduksi di Indonesia. Pemerintah berniat memberikan insentif fiskal keringanan pajak penjualan barang mewah dan bea masuk agar produsen di sini bisa bersaing dengan negara tetangga. “Usul ini akan dibahas dalam rapat dengan Menteri Koordinator Perekonomian.”

PERBANKAN
Bank Mega Kena Sanksi

BANK Indonesia memberikan sanksi kepada Bank Mega setelah kasus penggelapan dana milik PT Elnusa senilai Rp 111 miliar di kantor cabang Jababeka, Bekasi, terkuak. Penggelapan juga terjadi pada duit pemerintah Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, sebesar Rp 80 miliar.

Bank milik Grup Para itu dilarang membuka kantor cabang baru selama setahun. Bank Mega juga tak boleh menambah nasabah serta memperpanjang rekening deposit on call selama 12 bulan. “Kami menemukan pelanggaran aturan internal dan kelemahan penerapan manajemen risiko,” kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah di Jakarta, Selasa pekan lalu.

Tak hanya sanksi tadi, kata Difi, bank sentral juga melakukan uji kelayakan dan kepantasan (fit and proper test) ulang terhadap direksi dan pejabat eksekutif Bank Mega, termasuk Chairul Tanjung, pengendali bank tersebut. ”Semua sanksi berlaku mulai 24 Mei 2011.”

Menurut Sekretaris Perusahaan Bank Mega, Gatot Aris Munandar, Bank Mega menerima sanksi dari Bank Indonesia itu. Namun sanksi tersebut, ujarnya, tak akan mempengaruhi kinerja bisnis perseroan. Di masa depan, Bank Mega akan berupaya meningkatkan pengawasan dan melaksanakan prinsip kehati-hatian.

Sanksi buat Bank Mega ini merupakan hukuman perbankan kedua yang dijatuhkan Bank Indonesia dalam kurun waktu kurang dari sebulan. Pada 6 Mei lalu, Bank Indonesia menghukum Citibank atas kasus penggelapan dana nasabah oleh mantan Relationship Manager Inong Malinda Dee, dan kematian Irzen Octa, nasabah kartu kreditnya, akibat ulah penagih utang.

AKSI KORPORASI
Mandiri Akuisisi Dharma Bangsa

BANK Mandiri akan mengakuisisi PT Asuransi Dharma Bangsa, perusahaan asuransi kerugian milik Dana Pensiun Bank Mandiri dan PT Estika Yasakelola. Rencana itu bakal direalisasi pada kuartal ketiga tahun ini. “Pemegang saham sudah memberi lampu hijau,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini seusai rapat umum pemegang saham tahunan di Jakarta, Senin pekan lalu.

Rencananya, Asuransi Dharma Bangsa akan menerbitkan 126.718 saham baru senilai Rp 62 miliar. Bank Mandiri akan membeli 120 ribu saham baru itu senilai Rp 60 miliar. Sisa saham baru senilai Rp 2 miliar akan diambil alih AXA S.A., mitra strategis bank pelat merah itu. Setelah transaksi rampung, Mandiri akan memiliki 60 persen saham Dharma Bangsa, sedangkan AXA menguasai 40 persen.

PERTANIAN
Produksi Beras Menurun

PRODUKSI beras tahun ini terancam seret karena luas tanam belum mencapai target 9,3 juta hektare. “Sampai April kira-kira 97 persen dibanding rencana,” kata Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi di Jakarta, Kamis pekan lalu.

Pemerintah tak yakin target produksi 39,5 juta ton beras atau setara 70,6 juta ton gabah kering giling tercapai sepanjang tahun ini. Salah satu penyebabnya adalah cuaca pada masa tanam pertama sepanjang Oktober tahun lalu sampai Maret 2011, yang banyak terjadi hujan. Akibatnya, padi sulit kering.

Faktor cuaca ini juga menyebabkan pola tanam di sejumlah daerah mundur beberapa bulan dibanding jadwal biasanya. Penyerapan pupuk pun ikut turun dan berimbas pada produktivitas padi. Dari target 5,5 ton per hektare pada musim tanam pertama, Badan Pusat Statistik mencatat realisasinya hanya 5,2 hingga 5,3 ton tiap hektarenya. Artinya, produksi beras musim tanam pertama meleset dari target.

Ketua Umum Kelompok Tani Nelayan Andalan, Winarno Tohir, mengatakan bahwa peningkatan produksi beras dan swasembada hanya bisa dicapai bila terdapat sawah baru 1,5 juta hektare. Saat ini cetak sawah baru hanya 50 ribu hektare per tahun, padahal alih fungsi lahan pertanian sudah sekitar 100 ribu hektare. Agar produksi beras bertambah, produktivitas lahan juga harus dinaikkan dari 2 ton per hektare menjadi 5 ton per hektare.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus