Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Asuransi menjadi salah satu produk jasa keuangan yang berbeda dengan tabungan. Asuransi memiliki berbagai manfaat sesuai dengan kesepakatan awal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Otoritas Jasa Keuangan mendefinisikan asuransi sebagai perjanjian antara penanggung dan tertanggung, yang mewajibkan tertanggung membayar sejumlah premi untuk memberikan penggantian atas risiko kerugian, kerusakan, kematian, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan diderita karena suatu peristiwa yang tidak terduga (insurance). Sementara, tabungan tidak memiliki premi yang harus disetorkan secara rutin dalam periode tertentu dan tiada pertanggungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lalu, pada usia berapa sebaiknya seseorang memiliki atau mendapat proteksi asuransi?
Chief Executive Officer Generali Indonesia, Edy Tuhirman mengatakan ketika seseorang muncul rasa cinta kepada diri sendiri, maka saat itulah orang tersebut mesti mendapat proteksi. "Sebab kalau terjadi sesuatu dengan kita, kita punya dana darurat dan tidak merepotkan orang lain. Kita sudah punya pegangan atau proteksi," katanya dalam peluncuran Alive secara virtual pada Kamis, 26 Agustus 2021. "Kita harus saving untuk kita karena masa depan ada di tangan kita, bukan orang tua."
Chief Marketing Officer Generali Indonesia, Vivin A. Gautama menambahkan, dari sisi administratif, seseorang dapat memiliki produk asuransi sendiri saat dia sudah cakap hukum. "Asuransi itu kontrak dan untuk yang sudah cakap hukum. Begitu sudah cakap hukum, punya KTP, silakan beli produk asuransi," ujarnya.
Kalaupun belum memiliki kartu identitas diri atau masih anak-anak, mereka dapat memiliki asuransi lewat proteksi orang tua. "Jadi sudah tercover dari risiko sejak muda," katanya. "Biasanya untuk anak-anak, maka orang tuanya yang membuat untuk proteksi sekaligus tabungan."
Yang penting ketika memiliki asuransi, menurut Edy, adalah kedisiplinan. Apabila menabung, maka orang tersebut cenderung tidak disiplin ketika ada keperluan lain, baik yang bersifat mendesak maupun tidak. Padahal, menabung itu mestinya dilakukan di awal atau saat menerima pendapatan atau penghasilan.
"Kalau punya asuransi, kita jadi disiplin karena ada dana yang ditarik secara berkala setiap bulan. Disiplin ini yang paling menantang," kata Edy. Rumusnya, dia melanjutkan, adalah menyimpan dulu baru konsumtif. Jangan menunggu sisa untuk menabung.
Baca juga:
Generasi Milenial dan Gen Z Terbelenggu YOLO, FOMO, dan Jadi Generasi Sandwich