Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

OJK: Perbankan Kuat Meski Rupiah Tembus Rp 20.000 per Dolar AS

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Wimboh Santoso menyatakan kondisi perbankan masih kuat meski rupiah melemah.

1 Mei 2018 | 09.09 WIB

Pegawai menunjukkan uang di sebuah Money Changer di Jakarta, Rabu (03/02). Rupiah hari ini ditutup pada level 9.395 per dolar Amerika, atau kembali menguat 70 poin dibandingkan posisi sehari sebelumnya di 9.365. TEMPO/Dinul Mubarok
Perbesar
Pegawai menunjukkan uang di sebuah Money Changer di Jakarta, Rabu (03/02). Rupiah hari ini ditutup pada level 9.395 per dolar Amerika, atau kembali menguat 70 poin dibandingkan posisi sehari sebelumnya di 9.365. TEMPO/Dinul Mubarok

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Wimboh Santoso menyatakan kondisi perbankan Indonesia di Triwulan I -2018, dalam kondisi yang baik dan mampu bertahan di tengah pergerakan nilai tukar rupiah yang terus melemah. Bahkan, jika rupiah sampai menembus level Rp 20.000 per dolar AS.

"Dari regulator sudah melakukan stress test, bahkan hingga mendekati level Rp 20.000 per dolar Amerika Serikat, kondisi perbankan kita masih cukup kuat," ujar Wimboh saat menggelar konferensi pers di gedung Bank Indonesia, Jakarta pada Senin, 30 Mei 2018.

Baca: Rupiah Melemah, Jokowi: Fundamental Ekonomi Kita Baik

Begitu pula dengan stress test terhadap suku bunga, lanjutnya, dengan asumsi suku bunga kredit mengalami kenaikan dalam batas tertentu, kondisi perbankan masih cukup kuat.

Seperti diketahui, pekan lalu kurs rupiah sempat menembus Rp 14.000 per dolar AS, diikuti dengan anjloknya saham di bawah level 6.000. BI kemudian mewacanakan akan menaikkan suku bunga acuan untuk menjaga stabilitas makroekonomi.

Beberapa indikator yang menunjukkan kondisi perbankan baik, ujarnya, di antaranya tercermin dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang berada di level 22,67 persen. "Rasio kredit bermasalah atau NPL juga masih berada di bawah 5 persen dan cenderung menurun," ujar Wimboh.

Dari data tersebut, OJK menjamin kondisi perbankan bisa bertahan, bahkan jika kurs rupiah menembus level Rp 20.000 per dolar AS. Saat memaparkan hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani yang hadir bersama Wimboh dalam konferensi pers tersebut buru-buru menimpali. "Tapi kita tidak berharap rupiah tembus Rp 20 ribu lho," ujar Sri Mulyani sedikit berkelakar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus