Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pandemi, Pendapatan Hero Supermarket Anjlok 32,2 Persen jadi Rp 1,76 Triliun

Meski pendapatan di kuartal pertama tahun ini anjlok, PT Hero Supermarket Tbk. dapat menekan rugi dari Rp 43,55 miliar menjadi Rp 1,64 miliar.

3 Mei 2021 | 13.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Hero Supermarket. Dok TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pembatasan pergerakan masyarakat di masa pandemi Covid-19 masih memukul emiten peretail PT Hero Supermarket Tbk. Perusahaan dengan kode saham HERO ini mengaku pendapatannya turun sepanjang kuartal pertama tahun ini. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2021 menunjukkan pendapatan HERO mencapai Rp 1,76 triliun. Angka itu turun 32,2 persen ketimbang periode serupa tahun lalu yang sebesar Rp 2,6 triliun. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun beban usaha turun menjadi Rp 514,89 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 774,48 miliar. Hal ini yang kemudian membuat rugi periode berjalan HERO bisa ditekan.

Sepanjang kuartal pertama tahun ini, pengelola IKEA tersebut mencatat rugi senilai Rp 1,64 miliar. Jumlah itu berkurang dibandingkan dengan rugi Rp 43,55 miliar pada kuartal I tahun 2020.

Presiden Direktur Hero Supermarket Patrik Lindvall menjelaskan, perseroan masih menghadapi tantangan signifikan pada tiga bulan pertama tahun ini akibat pandemi. Pasalnya di periode waktu tersebut masih ada kebijakan pembatasan pergerakan masyarakat yang berujung pada penurunan trafik pengunjung.

“Bisnis groseri serta kesehatan dan kecantikan perseroan secara signifikan terus terkena dampak negatif dari pandemi ini. Pembatasan-pembatasan menyebabkan perubahan dalam perilaku belanja pelanggan,” kata Patrik dalam siaran pers, Senin, 3 Mei 2021.

Untungnya, kata Patrik, kinerja IKEA yang terpengaruh oleh pembatasan kapasitas operasional itu dapat diimbangi oleh pertumbuhan penjualan lewat e-commerce.

Di awal tahun 2021, laba operasiontal total IKEA turun karena ada penurunan profitabilitas toko akibat melemahnya pendapatan. Sementara itu, biaya prapembukaan tercatat tinggi untuk rencana membuka toko baru tahun ini.

Hingga kuartal I tahun ini, IKEA Indonesia telah membuka toko ketiga di Bandung dan memperkuat posisi sebagai pemain waralaba di Indonesia. Tahun ini, HERO masih akan membuka IKEA keempat di Jakarta Garden City.

Sedangkan kinerja Guardian untuk bisnis kesehatan dan kecantikan serta Hero Supermarket maupun Giant untuk bisnis ritel groseri mengalami penurunan akibat pengurangan jam operasional dan penutupan sejumlah mal.

Hal ini yang secara material mempengaruhi kinerja supermarket sebagai destinasi belanja dalam format besar yang merupakan penyewa utama di pusat perbelanjaan atau mal. "Dan merupakan tempat mayoritas dimana area toko-toko Giant berada,” ucap Patrik.

Sebelumnya Hero Supermarket telah mengambil sejumlah langkah efisiensi lini bisnis ritel makanan karena tertekan dampak pandemi. Direktur Hero Supermarket Handrianus Wahyu Trikusumo menjelaskan efisiensi dilakukan dengan menutup beberapa toko Giant di beberapa tempat.

“Perlu kami informasikan bahwa hal ini merupakan proses transformasi bisnis yang sedang dilakukan oleh perseroan untuk memastikan bahwa kami dapat bersaing secara efektif dalam bisnis ritel makanan di Indonesia,” kata Handrianus dalam keterangan resmi, awal Februari 2021 lalu. Ia juga menyebutkan bahwa bisnis ritel makanan--salah satu yang digeluti HERO--sudah tertekan juga sebelum pandemi karena persaingan yang kian ketat.

BISNIS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus