Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tren transaksi dengan pembayaran ditunda atau paylater mengalami pertumbuhan. Bahkan, salah satu platform paylater yakni Kredivo mencatat ada peningkatan pengguna di kalangan usia 36 tahun ke atas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Laporan perilaku pengguna paylater Indonesia 2024 yang dirilis Kredivo menunjukkan proporsi pengguna berusia 36 tahun ke atas terus meningkat selama tiga tahun terakhir. Pada 2021 proporsinya 24,3 persen, menjadi 27,8 persen pada 2022, dan mencapai 29,6 persen pada 2023. Selanjutnya, Kredivo mencatat pertumbuhan pengguna di atas 36 tahun tetap konsisten, mencapai 39 persen year on year (yoy) hingga September 2024 dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SVP Marketing dan Communications Kredivo, Indina Andamari mengatakan tren ini menunjukkan bahwa generasi yang lebih tua semakin tertarik mengadopsi solusi keuangan digital. Menurutnya paylater tidak lagi terbatas pada generasi muda yang tinggal di kota besar, namun telah semakin inklusif digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat di berbagai wilayah.
"Sejalan dengan fokus Kredivo yang didirikan untuk menjembatani akses kredit bagi masyarakat, sebanyak hampir 70 persen penggunanya merupakan mereka yang mendapatkan akses kredit pertama dari Kredivo," kata Indina dalam keterangan resminya, Rabu, 9 Oktober 2024.
Indina menambahkan, inklusivitas paylater dari sisi cakupan wilayah tercermin dari dominasi kota tier 2 dan 3 dalam penggunaan paylater di merchant offline. Kategori tersebut menyumbang hingga 53,1 persen dari total transaksi selama 2023.
Kendati menerapkan kemudahan, Indina mengatakan tetap berkomitmen untuk terus menerapkan prinsip responsible lending. Memperkuat selektivitas dalam menyalurkan kredit kepada pengguna serta memberikan limit kredit secara proporsional sesuai dengan kemampuan membayar pengguna.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mencatat piutang pembiayaan "Buy Now Pay Later" (BNPL) oleh perusahaan pembiayaan mengalami kenaikan signifikan dibanding tahun lalu. Pada Agustus total pembiayaan di sistem paylater tembus Rp 7,99 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, mengatakan pada Juli kenaikannya 73,55 persen secara tahunan atau year on year (yoy). "Piutang pembiayaan BNPL per Agustus 2024 meningkat sebesar 89,20 persen yoy," ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Jumat, 4 Oktober 2024.