Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berita Tempo Plus

Skenario Lanjutan Pemangkasan Anggaran Rp 750 Triliun

Prabowo yakin bisa menghemat dana Rp 750 triliun dari pemangkasan anggaran. Anggaran pelayanan publik berisiko terkena imbas. 

18 Februari 2025 | 06.00 WIB

Ilustrasi: Tempo/Indra Fauzi
Perbesar
Ilustrasi: Tempo/Indra Fauzi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Prabowo menargetkan bisa meraup Rp 750 triliun dari pemangkasan anggaran.

  • Anggaran program penting, seperti bantuan buat masyarakat, akan terpangkas.

  • Kementerian Keuangan tak memberikan penjelasan soal pemangkasan anggaran hingga Rp 750 triliun.

TAK cukup Rp 306 triliun, Presiden Prabowo Subianto bakal melanjutkan pemangkasan anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dalam pemotongan anggaran jilid dua itu, dananya naik menjadi Rp 750 triliun. Sebagian dananya berasal dari didviden badan usaha milik negara yang akan berhimpun di bawah Danantara.

Rencana itu ia ungkapkan di hadapan tamu undangan perayaan Hari Ulang Tahun Partai Gerindra ke-17 di Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu, 15 Februari 2025. Berbicara di atas panggung, dia menyebutkan cara tersebut sebagai penghematan. Menurut Prabowo, penghematan bakal dilakukan dalam tiga putaran.

"Putaran pertama oleh Kementerian Keuangan disisir, dihemat Rp 300 triliun," tuturnya. Layar di belakang Prabowo menunjukkan rincian sumber dananya, yaitu dari pos Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara. 

Pada tahap kedua, Prabowo menargetkan bisa memangkas dana APBN setelah menyisir anggaran hingga ke satuan sembilan atau item belanja rinci dengan total sebesar Rp 308 triliun. Namun sebanyak Rp 58 triliun di antaranya bakal dikembalikan ke kementerian dan lembaga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sementarapada putaran ketiga berasal dari badan usaha milik negara sebesar Rp 300 triliun, dengan Rp 100 triliun di antaranya akan disalurkan untuk penyertaan modal negara di perusahaan pelat merah tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dengan hitungan Rp 300 triliun dari tahap pertama, Rp 250 dari tahap kedua, dan Rp 200 triliun dari tahap ketiga, total penghematan anggaran yang ditargetkan Prabowo mencapai Rp 750 triliun. Angka ini setara dengan 20,6 persen APBN 2025.

Pada 22 Januari 2025, Prabowo meneken Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD TA 2025. Dalam instruksi tersebut, Prabowo meminta jajarannya memangkas anggaran sebesar Rp 306,6 triliun, yang terdiri atas anggaran belanja kementerian/lembaga sebesar Rp 256,1 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp 50,5 triliun.

Menindaklanjuti instruksi Prabowo, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menerbitkan surat S-37/MK.02/2025 yang mengatur pemangkasan belanja kementerian dan lembaga untuk tahun anggaran 2025.

Dalam lampiran II surat tersebut, tercantum 16 item belanja yang perlu dipangkas anggarannya dengan persentase yang bervariasi, dari 10 persen hingga 90 persen. Di antaranya pos belanja alat tulis kantor (ATK) sebesar 90 persen; kegiatan seremonial 56,9 persen; perjalanan dinas 53,9 persen; peralatan dan mesin 28 persen; serta infrastruktur 34,3 persen. 

Pernyataan Prabowo yang bakal menghemat anggaran Rp 750 triliun itu lantas memicu pertanyaan besar. Bagaimana ia bakal meraup dana tersebut? 

Peneliti dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menyebutkan ruang untuk memangkas anggaran yang tak efisien sudah terbatas. Dia mengatakan pemerintah sudah lama berupaya mencegah pemboroson, seperti membatasi perjalanan dinas.

Pada 2015, kontribusi biaya perjalanan dinas terhadap belanja negara sebesar 1,5 persen. Sementara itu, pada 2022, porsinya sudah relatif mengecil karena tersisa di kisaran 0,1 persen. 

Artinya, Kementerian Keuangan berisiko mengutak-atik pos anggaran yang tidak kalah penting untuk memenuhi target Prabowo. "Jadi bukan cuma belanja yang tidak efisien, tapi juga pemangkasan anggaran untuk pelayanan publik," kata Yusuf kepada Tempo pada Senin, 17 Februari 2025.

Yusuf mencontohkan Kementerian Pekerjaan Umum membatalkan proyek pemeliharaan jalan sepanjang 47 ribu kilometer dan jembatan sepanjang 563 kilometer setelah anggarannya dipotong atas nama efisiensi.  

Dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 saja, ruang gerak pemerintah sudah terbatas. Dari aturan tersebut, pemerintah menargetkan pemangkasan anggaran sebesar Rp 306 triliun dari penyisiran belanja yang bukan belanja pegawai dan bantuan sosial. Yusuf khawatir target pemangkasan anggaran yang sampai Rp 750 triliun itu bakal mempengaruhi layanan publik yang lebih luas. 

Di Ombudsman, misalnya. Anggaran lembaga yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik tersebut semula Rp 255,59 miliar. Namun dananya dipangkas sebesar Rp 91,6 miliar atau 35,84 persen sehingga menjadi Rp 163,99 miliar. 

Sisa pagu Rp 163,99 miliar dialokasikan untuk belanja pegawai sebesar Rp 127,25 miliar (atau 49,79 persen), sehingga pagu efektif sebesar Rp 36,74 miliar (14,37 persen). Ketua Ombudsman Mokhammad Najih menilai dana Rp 36,74 miliar tidak cukup bagi lembaganya untuk menjalankan tugas utamanya. “Penyelesaian laporan masyarakat dan opini pengawasan itu belum ada anggaran yang mencukupi untuk melakukan pencapaian target sebagaimana ditetapkan dalam RPK (Rencana Pelaksanaan Kegiatan) 2025,” ucap Najih.

Pemangkasan anggaran pada akhirnya dikhawatirkan menyentuh pos-pos yang berhubungan langsung dengan masyarakat, seperti subsidi, akibat target Prabowo menghemat Rp 750 triliun. Belanja subsidi terhitung cukup tinggi dalam APBN 2025. Alokasi belanja subsidi energi saja mencapai Rp 203 triliun. "Jangan kaget kalau nanti ada pembatasan subsidi BBM sehingga harganya jadi naik dan pengurangan subsidi listrik," ujar peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Andry Satrio Nugroho. 

Andry juga khawatir akan ada perubahan pada belanja pegawai. Jika pemerintah sampai harus mengurangi pendapatan para pekerja di kementerian dan lembaga, dengan memotong tunjangan ataupun hal lain, dia berharap ada antisipasi untuk menjaga produktivitas para pekerja tersebut. "Yang kita takutkan, justru nanti banyak moral hazard yang tercipta akibat adanya efisiensi ini."

Efeknya juga harus menjadi pertimbangan pemerintah lantaran kebijakan ini bisa mempengaruhi konsumsi rumah tangga. Padahal konsumsi rumah tangga selama ini berkontribusi 54 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.

Presiden Prabowo Subianto (kanan), didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, memberikan keterangan pers setelah melaksanakan rapat terbatas perekonomian, di Istana Merdeka, Jakarta, 17 Februari 2025. Tempo/Imam Sukamto

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan ruang pemerintah untuk memangkas anggaran sebenarnya besar jika Prabowo bersedia merampingkan lagi kabinetnya. "Kalau ada pemangkasan nomenklatur, bisa banyak yang dihemat," tuturnya. Saat ini Prabowo dibantu 48 menteri, 56 wakil menteri, dan 5 kepala badan. Sedangkan presiden-presiden sebelumnya hanya memiliki sekitar 30 menteri.

Jika pemerintah berkukuh menyisir kembali program di kementerian dan lembaga, Bhima berharap kali ini pemerintah lebih spesifik. Setiap instansi memiliki karakteristik belanja yang berbeda sehingga pemangkasan anggaran tak bisa dipukul rata.

Dia mencontohkan kebijakan memotong belanja alat tulis kantor sebesar 50 persen seperti tertuang dalam instruksi presiden yang diteken Prabowo. Buat instansi di daerah pelosok, belanja barang yang satu ini krusial untuk pelayanan publik. Berbeda dengan di pusat yang bisa memanfaatkan digitalisasi. 

Bhima juga mengusulkan agar pemerintah menerapkan skema automatic adjustment seperti dalam APBN 2024. Dengan skema ini, pemerintah mengunci sejumlah dana belanja. Namun, saat kementerian atau lembaga menilai ada kebutuhan belanja yang penting, pimpinan mereka bisa mengirim surat rekomendasi untuk mencairkan dana tersebut.

Menurut Bhima, belanja pemerintah yang berkurang tak akan berpengaruh terlalu besar terhadap pertumbuhan ekonomi. "Karena selama ini juga belanja negara kurang produktif," katanya. Tapi ada faktor lain yang bisa membuat kebijakan pemangkasan anggaran ini menghambat pertumbuhan ekonomi. Salah satunya jika penggunaan dana hasil efisiensi ini tak produktif. 

Prabowo menyatakan bakal mengalihkan anggaran hasil pemangkasan buat sejumlah program prioritasnya. Salah satunya pendanaan program makan bergizi gratis. Bhima menilai makan bergizi gratis belum terlihat bisa berkontribusi signifikan menggerakkan roda perekonomian dalam waktu dekat. Rantai pasoknya minim melibatkan swasta. 

Selain itu, tata kelola makan bergizi gratis yang sentralistis punya risiko korupsi yang tinggi. Jika pemerintah menghemat anggaran tanpa bisa meningkatkan produktivitas belanja sekaligus mendorong efisiensi birokrasi dan perizinan, Celios memperkirakan ekonomi hanya tumbuh 4,7 persen pada tahun ini. 

Hambatan pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi sinyal negatif buat pencapaian target besar Prabowo mendorong ekonomi tumbuh hingga 8 persen. Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menyatakan, untuk mencapai target pertumbuhan sebesar itu pada 2029, Indonesia membutuhkan akselerasi pertumbuhan ekonomi sejak tahun ini.

Pemerintah, kata Piter, perlu belanja untuk menggerakkan ekonomi. "Tapi, kalau pemerintah mengurangi anggaran belanja, sangat sulit bisa mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi," ujarnya. 

Kementerian Keuangan belum berkomentar soal pemangkasan anggaran hingga Rp 750 triliun. Tempo sudah melayangkan permintaan konfirmasi kepada Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara serta Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Deni Surjantoro. Namun keduanya tak merespons.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) didampingi Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad (tengah) memberikan keterangan pers mengenai efisiensi anggaran di lingkungan kementerian/lembaga, di Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 14 Februari 2025. Antara/Rivan Awal Lingga

Dalam konferensi pers tentang aturan baru devisa hasil ekspor (DHE) di Kementerian Koordinator Perekonomian, Senin, 17 Februari 2025, Sri Mulyani tak berkenan menjawab saat ditanya tentang rencana Prabowo meraup Rp 750 triliun. "Karena konferensi persnya mengenai DHE, jadi (saya jawab) mengenai DHE saja. Tapi saya paham pertanyaan Anda," ucapnya. Ditanya lagi setelah acara, Sri Mulyani tetap bungkam. 

Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan pemangkasan anggaran tidak dilakukan pada kebutuhan dasar pegawai atau pelayanan publik. Pemangkasan anggaran dilakukan untuk seremonial kantor, seminar luar negeri, dan agenda akhir tahun yang dipandang publik menghabiskan anggaran.

“Banyak informasi seolah-olah efisiensi dilakukan pada kebutuhan dasar pegawai atau layanan publik. Padahal yang jelas merupakan ‘lemak’ itu seperti seremonial kantor hingga seminar luar negeri,” kata Hasan dalam keterangannya pada Kamis, 13 Februari 2025. 

Nabila Azzahra dan Hendrik Yaputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Vindry Florentin

Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus