Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian baru-baru ini menyimpulkan orang dengan optimisme berlebih kesulitan membuat keputusan dan bisa menurunkan fungsi kognitif. Menuru penelitian itu, orang yang optimis tapi tak realistis lebih rentan berperilaku berisiko dan tak bisa bertindak wajar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dampak perilaku ini telihat jelas pada masalah keuangan, ketika orang optimis berlebihan membuat keputusan berisiko dan rentan mengalami masalah investasi dan simpanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Keinginan finansial yang optimistis dan tidak realistis bisa berakibat konsumsi dan utang berlebihan, juga kurang menabung. Peluang memulai bisnis yang sukses kecil," jelas Dr. Chris Dawson dari Sekolah Manajemen Universitas Bath kepada Fox News Digital.
Ilustrasi menabung atau tabungan. Shutterstock
Berpikir positif
Studi mensurvei 36 ribu orang mengenai harapan pada kesejahteraan finansial dan membandingkan dengan keadaan keuangan mereka sekarang. Mereka yang termasuk kategori sangat optimistis mendapat hasil terburuk. Menurut Dawson, semua itu terkait pembuatan keputusan, terutama ketika harus membuat keputusan yang serius.
"Kita harus bisa mengatasinya dan riset ini menunjukkan orang denga kemampuan kognitif yang tinggi mengatasi masalah ini lebih baik dari yang kemampuan kognitifnya rendah," paparnya.
Mereka yang memiliki kemampuan kognitif tinggi menunjukkan keseimbangan antara optimisme dan kenyataan dalam membuat keputusan. Dawson menyebut konsekuensi negatif dari pola pikir dengan optimisme berlebihan ini juga terkait kemampuan kognitif yang rendah. Ia pun meminta orang berpikir positif dan akan membantu dalam membuat keputusan yang sehat.
Pilihan Editor: Sebab Depresi Terselubung Biasa Dialami Orang Ceria dan Humoris